Asap Tebal, Warga Morowali Utara Minta Pabrik Smelter Disetop

CNN Indonesia
Kamis, 18 Mar 2021 12:46 WIB
Warga mengeluhkan asap tebal dan bau busuk dari pabrik smelter PT CORII yang mengganggu aktivitas keseharian. Pabrik hanya berjarak 200 meter dari permukiman.
Ilustrasi polusi pabrik. (Foto: Pixabay/PublicDomainPictures)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Gusun V Lambolo, Desa Ganda-ganda, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali UtaraSulawesi Tengah mendesak PT Central Omega Resources Industri Indonesia Tbk (PT CORII) untuk menghentikan aktivitas pabrik smelter di lingkungan mereka.

"Hentikan aktivitas pabrik PT CORII sampai masyarakat Lambolo diganti untung," tutur Latahang, salah satu perwakilan warga, melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (18/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desakan mencuat lantaran polusi akibat pengoperasian pabrik di tengah permukiman itu mengganggu aktivitas harian warga. Pabrik smelter yang berdiri sejak 4 tahun silam tersebut hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah-rumah penduduk.

"Suara gemuruh terdengar sepanjang waktu, asap tebal membumbung tinggi menyelimuti kawasan pemukiman masyarakat disertai dengan debu bahkan diperparah dengan bau busuk yang menyengat yang berasal dari limbah pabrik," ungkap warga.

Kondisi tersebut dibuktikan warga melalui video yang dikirim kepada CNNIndonesia.com. Video yang direkam dari wilayah pemukiman menunjukkan jarak pabrik sangat dekat.

Kepulan asap berwarna keruh dari corong pabrik pun terlihat mengepul di udara. Langit di sekitar pabrik berwarna abu-abu pekat akibat asap dari area pabrik.

Tuntutan warga sudah diperjuangkan sejak 2016. Pada Juli 2020, warga sempat dipertemukan dengan pihak PT CORII dan ditengahi oleh DPRD Kabupaten Morowali Utara.

Hasil dari pertemuan tersebut, menurut kesaksian warga, PT CORII menyetujui ganti untung atas lahan bangunan masyarakat dengan catatan menghadirkan tim appraisal dan difasilitasi DPRD serta Pemerintah Kabupaten Morowali Utara.

Namun hingga kini, warga mengaku belum juga mendapat ganti untung yang dijanjikan karena PT CORII disebut belum menandatangani kontrak kerja dengan tim appraisal.

Koordinator Pelaksana Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulawesi Tenggara, Taufik mengatakan warga kemudian berupaya menggelar aksi mengungsi ke kantor DPRD Morowali Utara pada Selasa (16/3).

"Itu upaya untuk menekan pemerintah, untuk mengambil tindakan," ucap Taufik kepada CNNIndonesia.com.

Setelah aksi tersebut, lanjut Taufik, PT CORII menyatakan telah menghubungi Kantor Jasa Penilaian Publik setempat untuk melakukan penilaian terhadap bangunan di sekitar wilayah pabrik.

"Karena di sana memang sudah hampir tidak bisa lagi ditinggali, karena hampir 24 jam polusi pabrik," tambah dia.

Dikutip dari laman resmi PT CORII, perusahaan smelter yang didirikan sejak 2013 ini memproduksi Ferro Nikel yang digunakan sebagai bahan baku utama stainless steel. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT Central Omega Resources yang berdiri sejak 1995.

Perusahaan tersebut mulai terjun di pertambangan bijih nikel pada 2011 dan mulai mengekspor bijih nikel. Saban tahunnya perusahaan ini mengklaim mampu memproduksi 3 juta ton bijih nikel.

CNNIndonesia.com telah berupaya mengkonfirmasi kasus tersebut ke Central Omega Resources melalui surat elektronik, namun belum mendapatkan jawaban hingga berita ini ditayangkan.

(fey/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER