Menkes Ingin RS di Indonesia Setara Mayo Clinic-John Hopkins
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan kualitas pelayanan rumah sakit Indonesia unggul di dunia, sehingga dapat dijadikan referensi perawatan dan pengobatan dalam kancah internasional.
"Saya mau rumah sakit kita itu menjadi center of excellence, karena rumah sakit Kementerian Kesehatan itu besar-besar. Center of excellence bukan hanya di Indonesia, kalau bisa di Asia, bahkan kalau bisa di dunia," kata Budi dalam acara 'BLU Berstrategi Pulihkan Ekonomi' yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Jumat (19/3).
Budi pun berharap Indonesia dapat sejajar dengan Mayo Clinic di Amerika Serikat, Rumah sakit John Hopkins, hingga Rumah sakit kanker Anderson. Budi menginginkan agar masyarakat Indonesia tak perlu lagi berobat ke luar negeri seperti Singapura hingga Australia.
Ia optimis target itu dapat tercapai, sebab menurutnya Indonesia memiliki beberapa rumah sakit besar yang fasilitas dan kualitas pelayanannya sudah baik, ditambah dengan dokter-dokter yang memiliki keahlian mumpuni.
"Bikinlah satu jadi Mayo Clinic atau John Hopkins atau Anderson Hospital untuk cancer. Mimpinya harus ke sana dan kita buat program supaya bisa mencapai mimpi itu," jelasnya.
Mantan direktur Bank Mandiri itu pun menetapkan empat fokus utama untuk mencapai target itu. Yang pertama yakni kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan dunia. Budi menyebut pihaknya telah menjalin komitmen untuk bekerjasama dengan rumah sakit global untuk sementara tiga rumah sakit, yaki RS Kanker Dharmais, RSJPD Harapan Kita, dan RSUP dr Sardjito.
"Kita harus ada kerjasama pertukaran dokter, nanti saya akan menghadap ibu Sri Mulyani. Saya akan minta LPDP boleh tidak kalau dokter spesialis yang penyakit membawa banyak kematian di Indonesia itu dikirim, bisa dapat bantuan dari LPDP begitu," kata Budi.
Kemudian strategi kedua yakni rumah sakit berbasis riset. Budi menginginkan setiap rumah sakit mampu memfasilitasi riset, sehingga diharapkan mampu menjadi bagian tim uji klinis manakala Indonesia mendapat ancaman penyakit baru.
Budi menyebut sejauh ini baru 558 jurnal riset virus corona dari rumah sakit yang dilaporkan, sementara baru 136 jurnal tersebut yang terpublikasi.
"Untuk bisa sampai ke sana, kita harus research based," kata dia.
Ketiga, Budi menginginkan setiap rumah sakit berafiliasi dengan institusi pendidikan untuk penelitian. Ia menargetkan setiap rumah sakit dan dunia pendidikan mampu melakukan peningkatan produktivitas riset, kontribusi regulasi pembangunan kesehatan, dan kontribusi alat kesehatan dan obat buatan dalam negeri.
Terakhir, Wakil Menteri BUMN itu meminta seluruh rumah sakit pemerintah mampu menjadi pengampu bagi fasilitas kesehatan lain di wilayah masing-masing.
"Kita harus bisa mengangkat standar pelayanan kesehatan dari setiap rumah sakit kita," pungkasnya,
(khr/pris)