Pesawat Trigana Air Boeing 737-500 tergelincir hingga keluar dari jalur saat landing di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (20/3) siang.
Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama (Pnb) Nandang Sukarna mengatakan pesawat jurusan Jakarta-Makassar mengungkapkan, sebelum mendarat pesawat tersebut sempat melakukan prosedur return to base atau kembali ke bandara awal.
"Memang pesawat itu return to base," kata Nandang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya sekitar dua menit setelah lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, pukul 10.55 WIB, pesawat melakukan prosedur return to base. Nandang menyebutkan, saat itu salah seorang awak pesawat memberi kabar kepada penjaga tower bandara bahwa terjadi kerusakan pada mesin.
"Ada kerusakan engine kanan. Jadi ada single engine number 2, terus failed," jelas Nandang.
Bagian yang rusai itu adalah mesin pesawat yang berfungsi sebagai penggerak karena menimbulkan daya dorong.
Lebih lanjut, Nandang menjelaskan Trigana Air kemudian melakukan holding atau pengosongan bahan bakar. Kemudian, selanjutnya mencoba mendarat (landing) kembali di Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 11.25 WIB.
"Tapi gagal landing-nya sehingga tergelincir ke sebelah kiri runway, sehingga ngeblok di runway," jelasnya.
Sebab badan Trigana Air tersebt menutupi jalur penerbangan di bandara sejumlah penerbangan, baik keberangkatan maupun kedatangan ditunda dan dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta. PT Angkasa Pura II kemudian mengaktifkan airport system.
"(Penumpang) yang dari halim ke CGK kita evakuasi dengan kendaraan darat," jelasnya.
Nandang sempat menyatakan bahwa penutupan bandara itu dilakukan sampai pukul 16.00 WIB. Namun, status tersebut diperpanjang karena terdapat bagian pesawat yang patah. Hal ini mengakibatkan alat yang tersedia di Halim Perdanakusuma tidak bisa mendorong badan pesawat tersebut.
"Diperpanjang sampai evakuasi selesai," jelas Nandang.
Hingga pukul 16.00 WIB, Nandang mengatakan pihaknya masih menunggu kedatangan alat dari luar bandara untuk mendorong badan pesawat yang menutupi jalur penerbangan itu.
"Karena alatnya masih dikoordinasikan. Ini tidak memungkinkan pesawat itu didorong sendiri karena ada bagian yang patah," terang Nandang.
Vice President of Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano menyebutkan dalam pesawat tersebut terdapat 2 pilot, 1 teknisi, dan 1 FOO. Sementara, pesawat tersebut merupakan jenis kargo.
"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,"kata Yado.
Lebih lanjut, Yado menyebutkan akibat peristiwa tersebut, sebanyak 7 penerbangan dialihkan. Menurutnya, dari 7 penerbangan tersebut, 5 di antaranya merupakan penerbangan Batik Air. Sementara, dua lainnya merupakan Citilink.
Sementara itu, Manager Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia Yohanes Harry Douglas Sirait menjelaskan lebih rinci penerbangan yang terdampak akibat tergelincirnya Trigana Air.
Yohanes menyebutkan sebanyak 3 penerbangan dari Halim Perdanakusuma terdampak, yakni, pesawat N198RL jurusan Bali, CAMAR 01 jurusan Bandung Husein Sastranegara, dan CITILINK CTV 020 jurusan Siborongborong Sisingamangaraja.
PT Angkasa Pura II juga mengalihkan kedatangan 3 pesawat ke bandara Soekarno-Hatta. Pesawat tersebut adalah Batik Air BTK 7580 dari Malang Abdul Rachman Saleh, Batik Air BTK 7014 dari Medan Kualanamu, dan Batik Air BTK 7042 Dari Palembang Badaruddin.
Sementara itu, satu pesawat dengan tujuan Halim Perdanakusuma asal Bandara Tunggul Wulung Cilacap juga melakukan return to base.
"Kembali ke bandara asal keberangkatan," jelas Yohanes.