Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan porang menjadi komoditas ekspor yang mendadak booming saat ini. Menurutnya, permintaan ekspor porang terus meningkat ke berbagai negara di Asia sebagai bahan baku kosmetik lipstik sekaligus kebutuhan nutrisi yang bagus untuk ketahanan tubuh.
"Jadi tidak heran kalau saya bilang komoditas porang adalah komoditas mahkota. Bayangkan saja dalam 15 tahun ini baru pertama kali ekspor kita lebih dari 15,4%. Porang itu ekspornya tinggi dan yang sudah pesan sama kita ada 13 negara, antara lain China, Vietnam, Filipina dan lain sebagainya. Oleh karena itu bicara Porang adalah bicara masa depan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/3/2021).
Hal ini dia ungkapkan saat membuka talkshow komoditas porang di Auditorium Puslitbangtan, Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Turut hadir di antaranya Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Fadjri Djufri serta sejumlah pegiat porang lainya dari sejumlah daerah.
Dia menuturkan untuk mewujudkan peningkatan komoditas porang, saat ini pihaknya sudah mempersiapkan 5 cara bertindak atau yang lebih dikenal dengan istilah (5 CB). CB 1, kata dia, adalah mengembangkan kapasitas peningkatan produksi, CB 2 berkaitan dengan pangan lokal, CB 3 penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, CB 4 pengembangan pertanian modern dan CB 5 adalah gerakan tiga kali ekspor (Geratieks).
Menurut Syahrul, semua CB tersebut saat ini sudah dilaksanakan dengan sistem kerja extra ordinary serta penuh keyakinan dan optimisme untuk menjadikan pertanian Indonesia semakin diperhitungkan.
"Pertanian itu sudah di depan mata karena kita punya 270 juta penduduk yang semuanya sudah mengenal pertanian. Makanya tata kelolanya harus dipersiapkan. Sebab yang tidak boleh hilang adalah makanan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan, Fadjri Djufri menambahkan saat ini pemerintah telah menyiapkan teknologi modern untuk mengakomodasi kepentingan produksi komoditas Porang dari hulu sampai hilir.
"Bahkan sekarang kami sudah berhasil melepas Porang Madiun 1, sekaligus sedang melakukan identifikasi dan observasi untuk porang-porang unggul lainnya. Alhamdulillah kami juga telah menemukan formula percepatan bibit Porang yang lebih canggih lagi. Target kami tahun ini punya 10 juta benih. Tentu kita menggandeng Pemerintah Daerah, Swasta dan pegiat porang lainya," ungkapnya.
Fadjri mengaku ke depan pihaknya sedang menyiapkan sistem pengolahan pascaproduksi seperti pengelolaan sistem porang untuk selanjutnya dijadikan tepung maupun chips. "Kalau sudah diolah nilai jualnya juga tinggi. Inilah yang juga akan kami siapkan," pungkasnya.
(adv/adv)