Prabowo-Sandi Masuk Kabinet, PKB Akui Civil Society Melemah
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyatakan langkah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno masuk ke dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih dalam batas normal.
Meskipun, katanya, pilihan politik ini membuat kekuatan masyarakat sipil melemah.
Hal ini dikatakannya merespons pernyataan Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas yang menyebut ada ikatan persaudaraan yang terganggu di masyarakat lantaran calon presiden dan calon wakil presiden yang kalah bergabung dalam kabinet yang dibentuk rivalnya.
"Hemat saya, soal bergabung dalam pemerintahan bukanlah masalah asal etika demokrasi tetap ditegakkan, tidak mengarah pada otoritarianisme dan tirani. Sampai saat ini, saya melihatnya masih dalam batas normal saja," ucap Jazilul kepada CNNIndonesia.com, Kamis (25/3).
"Hanya memang kekuatan civil society makin melemah," lanjut dia, yang juga menjabat Wakil Ketua MPR itu.
Diketahui, istilah civil society mulai muncul dalam buku karya Hegel, 'Philosophy of Right'. Filusuf asal Jerman itu mengartikannya sebagai suatu konsep tentang ruang bebas dan terbuka yang ada di luar rumah tangga atau keluarga, di luar stuktur negara, di luar bisnis.
Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai masyarakat sipil atau masyarakat madani.
Lebih lanjut, Jazilul menyebut demokrasi hanya perangkat agar partisipasi warga terserap dalam kebijakan pemerintah. Menurutnya, semua pihak memiliki tanggung jawab agar demokrasi berjalan dengan baik.
"Demokrasi hanyalah perangkat agar partisipasi warga terserap dalam kebijakan negara, tidak boleh menang-menangan, apalagi culas, jangan terjadi tirani mayoritas. Pepatah Jawa asu gedhe menang kerahe [anjing yang besar menang perkelahian]," tuturnya.
Terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera tak mau mempersoalkan langkah Prabowo-Sandi itu.
"Perkara ada yang jadi menteri itu pilihan politik masing-masing. Buat PKS, menjadi oposisi adalah pilihan sadar berbasis etika dan logika demokrasi. Jika ada parpol lain yang mau juga memperkuat sikap oposisi, kami tentu bahagia," tuturnya.
(mts/arh)