Gereja Katedral Makassar, dahulu bernama Gereja Katedral Ujung Pandang, yang nama resminya adalah Gereja Hati Yesus Yang Maha Kudus adalah gedung gereja tertua di kota Makassar, termasuk di seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Gereja ini jadi sasaran bom bunuh diri pada Minggu (28/3) pagi.
Gereja ini didirikan pada 1898 silam sebagai permulaan kehadiran Gereja Katolik di Makassar. Misa mingguan atau kebaktian dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu.
Pada Sabtu dilaksanakan pada pukul 18.30, dan pada hari Minggu dilaksanakan sebanyak lima kali, yaitu pada pukul 06.30, 08.30, 10.30, 16.30, dan 18.30.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1525 silam, Kota Makassar pertama kali disinggahi oleh tiga orang pastor dan misionaris dari Portugal, yaitu Pastor Antonio do Reis, Cosmas de Annunciacio, Bernardinode Marvao, dan seorang bruder.
Namun, baru pada 1548 Pastor Vincente Viegas datang dari Malaka dan ditugasi di Makassar. Di sana dia melayani para saudara Portugis yang Katolik serta beberapa raja dan bangsawan Sulawesi Selatan yang juga telah dibaptis menjadi Katolik.
Raja Gowa yang pertama memeluk Islam, yaitu Sultan Alauddin(1591-1638 serta beberapa raja penggantinya memberikan kebebasan kepada umat Katolik untuk mendirikan Gereja pada 1633.
Namun, gejolak politik antara VOC dan orang-orang Portugis menyebabkan para rohaniwan Portugis tersingkir dari Makassar.
Jatuhnya Malaka ke tangan VOC dan perjanjian Batavia19 Agustus1660) menyebabkan Sultan Hasanuddin diharuskan mengusir semua orang Portugis dari Makassar (1661). Sultan mengatur dengan baik keberangkatan orang-orang Portugis.
Bruder Antonio de Torres yang mengasuh sebuah sekolah kecil untuk anak laki-laki meninggalkan Makassar pada 1668. Sejak itu selama 225 tahun, tidak ada pastor yang menetap di Makassar. Orang-orang Katolik yang masih ada hanya sekali-sekali dilayani dari Surabaya atau Larantuka.
Pada 1892, Pastor Aselbergs, SJ, dipindahkan dari Larantuka menjadi Pastor Stasi Makassar (7 September 1892) dan tinggal di suatu rumah mewah di Heerenweg (kini Jalan Hasanuddin).
Pada 1895 dibelilah sebidang tanah dan rumah di Komedistraat (kini Jl. Kajaolalido), lokasi gedung gereja sekarang. Gereja dibangun pada tahun 1898 selesai 1900; direnovasi dan diperluas pada 1939, selesai pada 1941 dengan bentuk seperti saat ini.
Pada 13 April 1937 wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara dijadikan Prefektur Apostolik Makassar oleh Sri Paus di Roma, dan dipercayakan kepada misionaris CICM, dengan Mgr. Martens sebagai prefek.
Pada tanggal 13 Mei 1948 menjadi Vikariat Apostolik Makassar, dan tanggal3 Januari1961menjadiKeuskupan Agung Makassar.
(din/bir)