Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memprioritaskan vaksinasi covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia).
Permintaan dikhususkan untuk lansia di 10 wilayah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pasalnya, dari 10 daerah itu, hanya DKI Jakarta saja yang tingkat vaksinasinya di atas 50 persen.
"Pak @jokowi mohon prioritaskan vaksinasi lansia pada 10 wilayah yg menerapkan PPKM. Hanya @DKIJakarta yang capai di atas 50 persen," cuitnya lewat akun Twitter @drpriono dikutip pada Jumat (2/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut memprioritaskan vaksin untuk lansia penting dikejar agar laju kematian bisa ditekan sebelum dan bila ada lonjakan kasus yang berasal dari varian virus baru yang lebih ganas.
Mengutip data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 1 April 2021, jumlah lansia yang telah menerima vaksin baru 7,76 persen atau 1,67 juta orang untuk vaksin tahap pertama dan 0,99 persen atau 213,3 ribu orang untuk tahap kedua.
Capaian itu jauh dari target yaitu sebanyak 21,5 juta orang.
Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan alasan lambatnya vaksinasi untuk warga lansia dikarenakan maraknya anggota keluarga yang tidak memberi restu.
"Kekhawatiran itu justru bukan pada lansia, tapi anak-anaknya," katanya pada Rabu (31/3).
Maxi mengaku telah mendapat keluhan dan laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) seperti di DKI Jakarta. Lansia, lanjut dia, memiliki keinginan yang tinggi untuk divaksinasi, namun kekhawatiran anaknya menjadi salah satu penghalang dalam program pemerintah tersebut.
![]() |
Maxi bakal melakukan sosialisasi masif terhadap para keluarga yang memiliki lansia di rumahnya.
Maxi menyebut potensi kematian yang dihadapi lansia terpapar covid-19 sangat tinggi, sehingga butuh upaya preventif dalam mencegah penularan virus corona pada lansia.
"Lansia dan Dinkes sudah komitmen, sudah door to door ke apartemen, sudah janjian. Tapi begitu petugas datang, yang 25 persen saja yang mau. Karena kebanyakan diproteksi anak-anaknya," imbuhnya.
Maxi mengaku rendahnya partisipasi lansia dalam program vaksinasi juga disebabkan oleh akses informasi dan transportasi.
Melihat kondisi itu, Maxi mengatakan Kemenkes bakal melakukan kerja sama antar kementerian atau lembaga guna meningkatkan pelayanan vaksinasi di fasilitas non-kesehatan.
"Sebenarnya kemauan lansia sangat besar, tapi ada keterbatasan itu," pungkas Maxi.
(wel/ayp)