Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau vaksinasi covid-19 yang digelar di kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ini adalah vaksinasi keempat yang digelar lembaga itu.
Meski telah beberapa kali menggelar vaksinasi, Ma'ruf menyebut kali ini berbeda lantaran vaksin yang digunakan adalah jenis AstraZeneca yang sempat menuai kontroversi dan dipertanyakan kehalalannya.
"Istimewanya vaksinasi yang keempat ini menggunakan vaksin AstraZeneca. Kenapa itu menjadi istimewa? Karena memang masalah ini kan menjadi persoalan yang cukup hangat," kata Ma'ruf saat melakukan peninjauan di gedung Pusat MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (7/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf memaparkan agar tak lagi terjadi polemik di masyarakat terkait kehalalan vaksin ini, maka MUI Pusat berinisiatif memberi contoh langsung untuk menggunakan vaksin AstraZeneca. Hal ini, kata dia, dilakukan agar tak muncul lagi keraguan di masyarakat.
"Jadi masyarakat tidak perlu ragu menggunakannya, dari segi kebolehannya menurut pandangan keagamaan oleh MUI," kata dia.
Ia berkata vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca akan terus dilakukan hingga ke MUI daerah di tingkat provinsi, kabupaten dan kota.
"Karena bagi majelis ulama vaksinasi itu sudah menjadi kewajiban atau fardu kifayah. Karena apa? Karena herd immunity atau kekebalan itu baru bisa dicapai kalau 70 persen sudah divaksin, artinya 181,5 juta itu," kata dia.
Lagi pula, kata dia, MUI telah memberikan pandangan dan keputusan terkait penggunaan vaksin AstraZeneca. Meski disebut ada satu bahan yang haram dalam proses pembuatan vaksin ini, namun lembaga itu menyatakan bahwa vaksin tersebut aman dan bisa digunakan.
"Karena itu maka yang kita persoalkan sekarang jangan lagi bicara halal haram, tapi boleh apa tidak boleh," kata dia.
(tst/wis)