Kasus KIPI AstraZeneca di Sulut Disebut Reaksi Ringan

KPCPEN | CNN Indonesia
Rabu, 31 Mar 2021 13:41 WIB
Dari hasil observasi Komda KIPI, Badan POM, Kemenkes, WHO dan UNICEF, pengalaman KIPI yang terjadi di Sulut disebut merupakan reaksi ringan.
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. (Foto: REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari menyampaikan laporan lanjutan terkait 4 orang di Sulawesi Utara yang mengeluhkan mengalami KIPI usai mendapat vaksinasi AstraZeneca.

Keluhan tersebut sempat membuat otoritas setempat menerbitkan penghentian sementara vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca. Hindra menyatakan, hasil observasi menyebut reaksi yang dialami keempat orang itu termasuk ringan.

"Kami sudah menerima Komda KIPI Sulawesi Utara, tentang adanya subjek yang menggigil, demam, dan pegal, sehingga terbit surat Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara untuk pemberhentian vaksin, setelah Komda KIPI mengkaji dan menginvestigasi bersama Badan POM, Kemenkes, WHO, dan UNICEF, ternyata reaksinya termasuk ringan," kata Hindra dalam konferensi pers yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan FMB9ID_IKP, Selasa (30/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi menambahkan, dalam proses memilih jenis vaksin untuk digunakan di program vaksinasi nasional, pemerintah selalu mendengar saran dan masukan dari para ahli. Termasuk dalam jajaran tersebut adalah Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan World Health Organization (WHO).

Siti Nadia menegaskan, hal itu dilakukan agar vaksin yang diberikan kepada penduduk Indonesia sungguh-sungguh aman dan efektif. Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro menambahkan, vaksin AstraZeneca aman untuk kelompok usia 18 tahun ke atas dan kelompok lanjut usia.

"Vaksin ini bisa diberikan pada usia 18 tahun dan juga untuk lansia. Vaksin ini sangat baik untuk lansia, sangat aman, dan dapat menghasilkan imunogenisitas yang sangat tinggi," kata Sri Rezeki.

"Vaksin memainkan peran penting dan jadi alat berguna untuk melawan pandemi. Jutaan vaksin sudah diamankan dan diberikan kepada orang-orang di seluruh dunia. Indonesia sudah menerima vaksin AstraZeneca yang mendapatkan standar keamanan tertinggi dari yang juga disetujui Badan POM yang menjamin keamanan dan khasiatnya," ujar Medical Specialist WHO Indonesia, Dr. Vinod Bura menambahkan.

Belum lama ini, sebanyak 1,1 juta vaksin AstraZeneca tiba di Indonesia dari fasilitas COVAX. Vaksin tersebut lantas didistribusikan ke Bali, Jawa Timur, NTT, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Maluku. Communication for Development UNICEF Indonesia Rizky Ika Safitri menjelaskan, fasilitas COVAX didirikan untuk memberi akses terhadap vaksin Covid-19 secara adil dan merata bagi seluruh negara anggota.

Tanpa memandang status kemajuan pembangunan dan ekonomi, setiap negara anggota COVAX dipastikan akan mendapat vaksin yang aman dan efektif untuk 20 persen populasi penduduk. Tujuannya, untuk mengurangi tingkat kematian, melindungi sistem kesehatan, serta agar layanan kesehatan yang esensial dapat diberikan kepada masyarakat secara berkelanjutan.

"Fasilitas COVAX yang dinaungi WHO, aliansi vaksin (GAVI), dan koalisi inovasi kesiapsiagaan pandemi (CEPI) adalah bentuk solidaritas global untuk penanganan pandemi Covid-19," kata Rizky.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER