Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron menyoroti kebijakan pemerintah mengubah nama Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Layang menjadi Jalan Tol MBZ Sheikh Mohammed Bin Zayed.
Menurutnya, pemberian nama itu bukan hal lazim dan justru membuka kemungkinan nama tokoh yang digunakan tidak dikenal rakyat atau menggunakan nama investor.
"Tetapi ini di luar kelaziman saat ini, mungkin saja ke depan akan banyak nama jalan yang rakyat tidak kenal, bahkan mungkin nama pengembang atau investor," kata pemilik sapaan akrab Hero itu kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hero menyatakan, pemberian nama jalan itu merupakan domain Presiden Joko Widodo. Dia juga tak mempersoalkan alasan diplomasi pemerintah sehingga menggunakan nama Mohammed Bin Zayed untuk mengganti nama Tol Japek.
Namun dia mengingatkan bahwa pembangunan jalan di Indonesia menggunakan uang yang berasal dari rakyat.
"Kenapa saya menyebut rakyat, karena seluruh pembangunan di negeri ini sesungguhnya dari uang rakyat," tutur Hero.
Sebelumnya, pemerintah mengubah nama Tol Jakarta-Cikampek II Layang menjadi Jalan Tol MBZ Sheikh Mohamed Bin Zayed. Pergantian nama diresmikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Senin (12/4).
Pratikno menyebut penamaan jalan tol itu untuk menghargai dukungan MBZ terhadap Indonesia hingga saat ini. MBZ disebut salah satu investor terbesar di Indonesia. Salah satu sumbangsihnya adalah saat pembentukan Indonesia Investment Authority (INA).
"Perlu kami sampaikan juga sebelumnya nama jalan Presiden Joko Widodo juga telah dicanangkan di Abu Dhabi, sebuah jalan di jalan utama yang strategis antara Abu Dhabi National Exhibition Center menuju ke arah kompleks kedutaan," kata Pratikno dalam peresmian nama tol tersebut.
(mts/pris)