Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan semua pihak agar tidak menyepelekan Covid-19, meski penularan terlihat landai belakangan ini. Hal itu diungkapkan saat peninjauan vaksinasi seniman dan budayawan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
"Jangan sampai situasi sekarang yang kurvanya sudah lebih baik, menurun, menjadi naik lagi gara-gara kita lengah dan tidak waspada. Pandemi Covid-19 masih ada dan nyata di negara kita. Oleh sebab itu kita tetap harus ingat dan waspada, eling lan waspada, tetap tidak boleh lengah," kata Jokowi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kesempatan yang sama menambahkan, kehadiran vaksin bukan menandakan protokol kesehatan (prokes) dapat diabaikan. Sebaliknya, prokes harus tetap ditegakkan karena potensi lonjakan kasus masih mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan lupa terus pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan. Jangan sampai nanti ada lonjakan ketiga seperti yang terjadi di negara-negara lain di Eropa, Asia, maupun Amerika Selatan," katanya.
Vaksin Bukan Jaminan
Ketua Junior Doctor Network (JDN) Indonesia Andi Khomeini Takdir menyatakan, saat ini hampir 100 hari program vaksinasi nasional berjalan di Indonesia. Ia menegaskan, vaksin bukan jaminan tidak terkena Covid-19, melainkan upaya melatih sistem pertahanan tubuh untuk berhadapan dengan virus corona.
"Kalau semua paham situasinya seperti itu maka tidak bisa tidak, kita masih harus terus lanjut dengan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," kata Andi.
Tak hanya vaksinasi, upaya 3M dan 3T juga harus tetap dijalankan sampai pandemi benar-benar berakhir. Lebih lanjut Andi memberi contoh yang terjadi di India, yang telah melakukan vaksinasi dalam jumlah sangat besar. Namun belakangan ini, kasus Covid-19 melonjak signifikan hingga 200 ribu kasus per hari.
"Jangan sampai dengan vaksinasi justru membuat abai dengan protokol kesehatan," ujar Andi.
(rea)