Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pihak untuk waspada menyusul lonjakan kasus virus corona di India.
Kendati menurut dia kondisi pandemi Covid-19 di India tak bisa disamakan dengan Indonesia, tapi warga tetap diminta berjaga dan hati-hati.
"Terkait dengan baik third wave di negara India, artinya Indonesia ini posisinya tidak sama dengan India. Arahan bapak presiden kita harus ingat dan waspada, tetapi tentu kita mempunyai penanganan yang berbeda," tutur Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Airlangga, pemerintah telah mengambil keputusan untuk menyikapi lonjakan Covid-19 di India. Mulai 25 April mendatang, lanjut dia, pemerintah memutuskan untuk menghentikan pemberian visa bagi orang asing yang pernah tinggal atau mengunjungi India dalam kurun waktu 14 hari.
Sementara bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang pernah mengunjungi India dalam kurun waktu 14 hari, tetap diizinkan masuk.
"Sedangkan bagi WNI yang akan kembali ke Indonesia dan pernah tinggal atau mengunjungi wilayah India dalam kurun waktu 14 hari tetap diizinkan masuk dengan protokol kesehatan yang diperketat," ucap dia.
Airlangga mengatakan nantinya bakal ada sejumlah titik yang menerima kedatangan WNI di antaranya Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Juanda, Bandara Kualanamu dan Bandara Sam Ratulangi. Sementara untuk pelabuhan laut ada di Batam, Tanjung Pinang dan, Dumai.
"Sedangkan untuk batas darat adalah Entikong, Nunukan dan Malinau. Ini terkait dengan kepulangan PMI [Pekerja Migran Indonesia] dari Malaysia," terang Airlangga.
India sebelumnya mencatatkan kasus harian Covid-19 mencapai lebih dari 300.000 kasus selama 24 jam pada Kamis (22/4). Angka itu menjadi kasus harian tertinggi di dunia selama pandemi berlangsung, mengalahkan Amerika Serikat.
![]() |
Satgas Penanganan Covid-19 Indonesia sebelumnya juga mewanti-wanti kemungkinan potensi lonjakan kasus di RI jika warga tidak disiplin dan lengah. Peringatan disampaikan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito bertolok pada grafik Covid-10 secara global.
Dia mengingatkan, sebaran kasus Covid-19 di Indonesia dapat berujung fatal jika protokol kesehatan 3M di lingkungan masyarakat lalai diterapkan.
"Apabila Indonesia tidak hati-hati dan disiplin menjalankan protokol kesehatan, tidak menutup kemungkinan kita dapat mengalami lonjakan kasus yang signifikan dan tentunya sangat berpotensi berujung fatal," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (22/4).
Wiku lantas membeberkan, selain India, negara lain yang berjibaku melawan lonjakan kasus dan kematian adalah Turki dan Brazil. Turki mengalami penambahan angka positif 60 ribu kasus per hari. Padahal pada Januari 2021 masih berada di kisaran 5 ribu per hari.
Sementara Brazil mengalami lonjakan kasus hingga 50-70 ribu per hari sejak Oktober 2020 lalu. Kondisi di tiga negara itu membuat kasus Covid-19 global pun ikut meningkat.
![]() |