Sekum Muhammadiyah Tak Masalah Santri Mudik Sebelum 6 Mei

CNN Indonesia
Senin, 26 Apr 2021 12:53 WIB
Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti tak mempermasalahkan santri mudik lebaran asalkan taat protokol dan sebelum tiba 6 Mei. Bila perlu, pemulangan dipercepat.
Ilustrasi kebijakan mudik lebaran bagi santri pondok pesantren. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat MuhammadiyahAbdul Mu'ti tak mempermasalahkan bila para santri pondok pesantren mudik ke kampung halaman masing-masing, asalkan sebelum periode larangan mudik pemerintah yakni 6-17 Mei 2021.

Bahkan bila perlu, kata dia, pemulangan santri bisa dipercepat agar mereka tak terbentur batas waktu pelarangan mudik. Mu'ti pun mengaku tak mempersoalkan mudik, sepanjang kegiatan tersebut taat protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Tidak masalah [mudik sebelum tanggal 6 Mei] sepanjang sesuai protokol," tutur Abdul ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (26/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meskipun demikian, supaya lebih aman, proses pemulangan bisa dipercepat tidak harus kaku sampai tanggal 21 Ramadan [3 Mei]," tutur dia lagi.

Wacana santri diperbolehkan mudik lebaran mencuat usai Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi mengutarakan kemungkinan dispensasi tersebut.

Namun begitu menurut pemahaman Abdul Mu'ti, baik pemerintah maupun Wapres Ma'ruf Amin tetap mengatur pelarangan mudik sepanjang 6-17 Mei. Sementara waktu-waktu sebelum itu sejak 22 April yang berlaku adalah pengetatan syarat perjalanan antar-daerah.

Ketentuan pengetatan dan larangan mudik, lanjut dia, berlaku bagi siapapun termasuk para santri.

"Yang saya pahami dari pernyataan Wapres adalah izin mudik sebelum 6 Mei. Kalau saya pahami dari aturan pemerintah, sebelum 6 Mei adalah masa pengetatan, bukan larangan," pungkas Mu'ti.

Terpisah, Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menjelaskan pesantren dan sekolah di bawah naungan Muhammadiyah tidak melangsungkan pembelajaran tatap muka selama pandemi virus corona.

"Tetapi memakai pembelajaran daring. Belajar dari rumah masing-masing," terang Dadang.

Petugas promosi kesehatan UPT puskemas Gadog memberi himbauan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M) kepada para santri Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (8/10/2020). Dinas Kesehatan Kabupaten Garut bersama seluruh puskesmas melakukan sosialisasi gerakan 3M mencakup tempat ibadah, pesantren hingga pelosok daerah guna mencegah penularan COVID-19. ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah/agr/nzIlustrasi. Kegiatan para santri di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (8/10/2020). (ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah)

Sebelumnya Masduki Baidlowi selaku juru bicara mengatakan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pemerintah daerah tak menerapkan larangan mudik lebaran ke para santri. Pernyataan itu mengundang pro-kontra.

Menurut Masduki Baidlowi, upaya tersebut dilakukan setelah mendengar keresahan para santri yang khawatir tidak dapat berkumpul dengan keluarga pada Hari Raya Idulfitri.

Sementara PBNU menyatakan tak mempersoalkan bila para santri mudik sebelum 6 Mei 2021. Bahkan, organisasi ini meminta agar pemerintah memfasilitasi kepulangan para santri.

Adapun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpendapat berbeda. Dia melarang para santri untuk mudik lebaran tahun ini demi meminimalkan risiko penularan Covid-19.

"Kenapa kok enggak boleh mudik, karena kalau mudik itu rombongan. Kalau rombongan banyak sekali, kalau banyak sekali, nanti ada potensi ketularan," ungkap Ganjar.

(rzr/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER