Korps Hiu Kencana, satuan khusus kapal selam TNI AL kehilangan 53 prajuritnya dalam peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali.
Dalam 'Tradisi Angkatan Laut' yang diakses pada laman resmi TNI, Senin (26/4), sejarah terbentuknya Korps Hiu Kencana ditandai dengan kepulangan awak kapal selam dari Polandia pada 1958 dan kedatangan kapal selam Whiskey buatan Uni Soviet pada 1959.
Pada 7 September 1959, kapal selam berbendera Uni Soviet itu diserahkan ke Indonesia di dermaga Ujung Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat hari setelahnya, 11 September 1959 kemudian dilaksanakan penyematan brevet Hiu Kencana pertama kali kepada semua awak kapal selam yang baru menyelesaikan pendidikannya di Polandia.
Pada masa itu, Indonesia mempunyai 12 unit kapal selam kelas Whiskey buatan Uni Soviet, yaitu RI Tjakra, RI Nanggala, RI Nagabanda, RI Tjandrasa, RI Trisula, RI Nagarangsang, RI Wijayadanu, RI Hendrajala, RI Bramastra, RI Pasopati, RI Tjundamani, dan RI Alugoro.
"Periode itu merupakan era kejayaan kapal selam Indonesia sebagai kekuatan Angkatan Laut yang sangat disegani khususnya di kawasan Asia Pasifik," dikutip dalam laman resmi TNI.
Pada 12 September 1959, pemerintah Uni Soviet dan Indonesia melakukan serah terima dua kapal selam diwakili oleh TNI AL, Kolonel Pelaut RE Martadinata.
Kedua kapal selam itu diberi nama RI Tjakra dengan Komandan Mayor Pelaut RP Purnomo dan RI Nanggala dengan Komandan Mayor Pelaut OP Koesno.
Hari tersebut kemudian diputuskan sebagai "Hari Lahir Korps Hiu Kencana."
![]() |
Untuk menjadi awak Korps Hiu Kencana sendiri pun tak mudah. Sebelum menerima Brevet Kehormatan Hiu Kencana, para prajurit harus melakukan penyelaman, peran berlayar dan bertempur di kapal selam, serta menyaksikan langsung bagaimana sebuah kapal selam beroperasi.
Selain itu, mereka juga harus bisa mendeteksi posisi kawan dan lawan melalui periskop, serta mencoba mengoperasikan alat-alat yang ada di kapal selam seperti alat deteksi dan navigasi lainnya.
Masih dari laman resmi TNI AL, Korps Hiu Kencana kerap kali dilibatkan dalam beberapa operasi besar. Pada 1962 misalnya, Korps Hiu Kencana terlibat dalam operasi Trikora.
Dalam operasi tersebut, mereka menurunkan pasukan khusus ke Irian Barat secara senyap tanpa terdeteksi Belanda untuk merebut wilayah tersebut.
Hiu Kencana berhasil dan Belanda mengakui Irian Barat adalah bagian dari Indonesia.
Selain itu, Korps Hiu Kencana juga terlibat dalam Operasi bersama Angkatan Laut Pakistan pada 1965-1966 yang dinamai Gugus Tugas X.
Dalam operasi tersebut, Hiu Kencana mendapat penghargaan dari Presiden Pakistan dan mempererat hubungan dari kedua negara tersebut.
Tahun 1979, awak Korps Hiu Kencana menakhodai kapal selam dalam operasi Halilintar. Dalam operasi tersebut, Hiu Kencana berhasil memberantas penyelundupan bahan baku di Selat Malaka.
Selain itu Korps Hiu Kencana juga terlibat dalam pengamanan arus pengungsi dari Vietnam ke Indonesia di Laut China Selatan.
(yla/pris)