Riset PPIM: Narasi Konservatif Agama Dominasi Siaran TV

CNN Indonesia
Jumat, 30 Apr 2021 01:45 WIB
Konservatisme agama di televisi mencapai 46,3 persen. Disusul narasi moderat 33,4 persen, liberal 0,6 persen, Islamis 0,4 persen, dan radikal 0,1 persen.
PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan narasi keagamaan konservatif atau tekstual masih dominan menghiasi siaran televisi, baik konvensional maupun digital. Ilustrasi (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan narasi keagamaan konservatif atau tekstual masih dominan menghiasi siaran televisi, baik konvensional maupun digital.

Koordinator riset PPIM, Iim Halimatusa'diyah menyebut narasi konservatisme agama di televisi angkanya mencapai 46,3 persen. Disusul narasi moderat dengan 33,4 persen, liberal 0,6 persen, Islamis 0,4 persen, dan radikal 0,1 persen.

"Jadi pada dasarnya sebenarnya narasi yang banyak berkembang itu konservatif lalu moderat," kata Iim dalam paparannya, Kamis (30/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iim menyebut pihaknya menganalisis 1.010 video program keagamaan di 25 stasiun televisi, baik konvensional maupun digital sepanjang 2013-2019. Total video itu kemudian disarikan menjadi sekitar 2.500 teks yang dianalisis untuk diklasifikasi.

Menurut Iim, narasi agama yang konservatif masih dalam fase aman. Namun, posisinya lebih rentan untuk mendekati radikal.

"Meskipun tidak apolitis, tidak melanggar NKRI dan mengedepankan kekerasan kalau orang sudah punya pemahaman konservatif geser sedikit bisa lebih mudah," kata Iim.

Meski demikian, Iim mengatakan angka tersebut tak bisa digeneralisir, sebab sekitar 2.500 teks dari 1.010 video yang dianalisis belum mencakup semua program keagamaan di semua televisi, baik nasional, swasta, konvensional, maupun digital.

Selain itu, menurutnya, jumlah tersebut juga relatif lebih rendah dibanding narasi konservatif di media sosial yang angkanya mencapai 67 persen. Riset tersebut sebelumnya dirilis PPIM pada November 2020 lalu.

Iim meyakini rendahnya narasi konservatif di televisi karena diawasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Menurutnya, KPI telah memiliki pedoman untuk mengawasi siaran agama di televisi.

"Yang memiliki pedoman penyiaran yang itu dijadikan pedoman bagi KPI untuk mengawasi. Dan itu dijadikan televisi ketika memproduksi program keagamaan mereka," katanya.

(thr/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER