Semalam Bersama Pemburu Lailatul Qadar di Masjid Luar Batang

CNN Indonesia
Jumat, 30 Apr 2021 17:33 WIB
Pada sepuluh hari terakhir Ramadan, diperkirakan makin banyak orang yang ke Masjid Luar Batang.
Masjid Jami Keramat Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Syakirun Niam)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menjelang tengah malam, Muhammad Farhan Kosasih (25) baru tiba di parkiran Masjid Luar Batang, Penjaringan Jakarta Utara. Lilitan serban di pundaknya sejenak dirapikan. Helm diturunkan, peci putih menggantikannya menutup kepala.

Kakinya melangkah memasuki bagian utama masjid tua yang sudah berusia 300 tahun tersebut. Ia langsung dirikan salah dua rakaat. Ditutup dengan doa. Nampak khusyuk. Farhan mengaku datang seorang diri dari kontrakannya di Kelapa Gading. Perjalanan yang ia tempuh kurang lebih setengah jam.

Dia lantas berziarah ke makam Syaikh Husain bin Abu Bakar Alaydrus, penyebar Islam dari tanah Yaman yang wafat pada 24 Nuni 1756 Masehi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menjemput lailatul qadar," ujar Farhan di malam Nuzulul Quran, kemarin, kepada CNNIndonesia.com.

Menurut Farhan, lailatul qadar tidak bisa ditentukan dan diketahui kedatangannya. Ia hanya berharap bisa menjalankan ibadah pada malam yang lebih baik dari 1.000 bulan itu. Farhan memilik iktikaf di Masjid Jami' Keramat Luar Batang bukan tanpa alasan. Ia berkeyakinan, masjid yang didirikan oleh tokoh ulama besar membuatnya lebih khidmat beribadah.

Tidak hanya Farhan, ratusan orang silih berganti malam itu. Menjalani i'tikaf sejuta untaian doa dipanjatkan. Lantunan Alquran tak henti, selawat sambung menyambung.

Asef Syafrudin, salah satunya. Ia datang dari Kota Tangerang, menempuh perjalanan sekitar 45 menit melalui tol Tomang bersama beberapa rekannya. Sebagian mereka lantas melakukan iktikaf, sementara lainnya hanya berziarah. Asef mengatakan salah satu motivasinya datang jauh-jauh dari Tangerang adalah untuk menjemput malam lailatul qadar.

"Terlebih di 10 hari terakhir ada malam yang lebih mulia dibandingkan 1000 bulan," tuturnya.

Ia juga berharap dengan beriktikaf dan berziarah di masjid ini akan mendapatkan barokah. Di sisi lain, menziarahi ulama besar, menurutnya, mendekatkan dirinya dengan Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT.

"Nggak ada orang ziarah dengan tujuan melanggar syariat," tuturnya. Baik Farhan maupun Asef, sama-sama berencana kembali melakukan iktikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Wakil Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami' Keramat Luar Batang, Haji Maswi mengatakan jumlah jamaah yang melakukan iktikaf semakin bertambah sejak pertengahan bulan Ramadan.

Berburu Lailatul Qodar di Masjid Keramat Luar BatangFoto: CNN Indonesia/Syakirun Niam
Berburu Lailatul Qadar di Masjid Keramat Luar Batang

Sebagaimana diungkapkan Farhan dan Asef, kata Maswi, jamaah yang beriktikaf berburu lailatul qadar.

Menurut Maswi, beberapa dari mereka sudah datang ke masjid sejak waktu berbuka. Jamaah tersebut lantas mengikuti kegiatan buka bersama yang disediakan secara gratis oleh panitia masjid. Setelah itu, mereka akan mengikuti ibadah shalat tarawih, membaca Alquran, shalat malam, dan berdzikir.

Beberapa dari mereka baru pulang setelah subuh. Tidak sedikit menginap di masjid bersejarah tersebut selama tiga malam.

"Kalo kebeneran dia nggak ada tempat tinggal, dia di sini. Kalo tempat tinggal deket bakda subuh pulang," tuturnya.

Maswi mengatakan, jamaah yang menginap harus lapor ke pihak keamanan masjid. Mereka lantas diminta untuk meninggalkan KTP. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga mengingat jamaah yang berdatangan berasal dari berbagai tempat.

Sementara itu, menurut Maswi, Ramadan tahun ini tampak lebih ramai dibanding tahun lalu, saat pandemi Covid-19 baru merebak beberapa bulan di tanah air. Sejak pemerintah memberikan kelonggaran melaksanakan ibadah di bulan puasa pada tahun ini, antusiasme jamaah begitu tinggi.

"Mereka antusias buka puasa, tarawih berjamaah dan sampai malam ini pun yang tarawih masih penuh," kata Maswi.

(iam/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER