Cerita Pemudik Tak Bisa Tahan Rindu Mudik ke Sumatera

CNN Indonesia
Minggu, 02 Mei 2021 11:06 WIB
Para penumpang yang terdiri dari beragam usia ini sudah memenuhi terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (2/5) pagi.
Suasan terminal Kampung Rambutan, Minggu (2/5) pagi. (Foto: CNN Indonesia/ Ryan Hadi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ratusan calon penumpang mendatangi terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (2/5) pagi. Mereka hendak pulang lebih awal ke kampung halaman (mudik) masing-masing sebelum larangan mudik berlaku pada 6-17 Mei 2021.

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, penumpang didominasi oleh mereka yang hendak pulang ke daerah Sumatera. Para penumpang yang terdiri dari beragam usia ini sudah memenuhi terminal sejak pagi.

Barang bawaan seperti koper, tas besar hingga kardus berjajar rapi di hadapan para pemiliknya. Leonardo, 32, beserta istrinya hendak mudik ke Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ke sini mau mudik ke kampung halaman di Pagar Alam, Sumatra Selatan," ujar Leonardo saat ditemui di terminal Kampung Rambutan, Minggu (2/5) pagi.

Ia yang bekerja di sebuah lembaga partai politik ini sudah mengajukan cuti lebih dini ketika mengetahui pemberlakuan larangan mudik dimulai sejak tanggal 6 sampai 17 Mei 2021.

Kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang diterapkan kantor, tutur dia, membantunya untuk bisa tinggal lebih lama di kampung halaman.

"Sudah ngajuin cuti lebih dini. Cuti enggak sampai tanggal 17 Mei, mau enggak mau tertahan dulu lama di kampung halaman, lewati dulu masa larangan mudik. Pastinya sampai tanggal 17 kita masih di kampung halaman," kata dia.

"Kan WFH, jadi masih bisa terbantu walaupun enggak hadir di kantor, tapi kerjaan selesai. Saya di sebuah lembaga politik," lanjutnya.

Leonardo menilai pemerintah tidak tegas ketika melarang mudik masyarakat tetapi membukanya untuk kalangan tertentu. Ia mengaku tidak bisa menahan rindu terhadap keluarganya di Kota Pagar Alam.

Pria berambut ikal ini mengaku terakhir kali bertemu Sang Ibu pada 2018. Di tengah kasus aktif Covid-19 yang masih tinggi, ia membulatkan tekad untuk tetap mudik.

"Bismillah dengan kesadaran prokes [protokol kesehatan]," tandasnya.

Sementara itu, Restu, lelaki yang baru menginjak usia 17 ini juga memutuskan untuk pergi ke kampung halamannya di Lampung. Alasannya sama: rindu Sang Ibu.

Pekerja harian ini memutuskan meninggalkan Jakarta pada hari ini untuk bisa merayakan lebaran di Lampung bersama ibunya.

"Saya mau ketemu Ibu saya, jadi memberanikan diri saja," ucap Restu yang merupakan seorang pekerja harian ini.

Kepala Terminal Kampung Rambutan, Made Jony, mengungkapkan jumlah penumpang sepanjang bulan April kemarin fluktuatif dan mengalami peningkatan di awal Mei ini.

Ia menuturkan, penumpang harian di terminal Kampung Rambutan sepanjang April ada di kisaran 600-700 orang. Sempat mengalami penurunan ke 400-500 orang per hari di tengah masa puasa.

"Mulai 30 April kemarin sedikit ada peningkatan yaitu 1.000-1.300 [penumpang] di hari Sabtu, 1 Mei kemarin. Jadi, memang penumpang meningkat tanggal 30 April - 1 Mei namun tidak terlalu tinggi," terang Jony.

Mengantisipasi lonjakan penumpang mendekati tanggal 6 Mei, Jony berujar bahwa pihaknya sudah menyiapkan penambahan armada. Sebab, terang dia, setiap bus masih diwajibkan mengangkut 50 persen penumpang dari kapasitas yang tersedia.

"Untuk mengantisipasi, kita sudah menyiapkan penambahan armada agar tidak ada PO-PO bus melebihi kapasitas yang kita tentukan. Karena kapasitas maksimal 50 persen," imbuhnya.

Dikarenakan kondisi masih darurat wabah Covid-19, Jony menyatakan pihaknya telah mewajibkan para penumpang untuk menerapkan protokol kesehatan. Di antaranya yakni wajib menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, pengecekan suhu tubuh, serta pemeriksaan dan pendataan tes kesehatan secara acak.

Meskipun begitu, masih terlihat beberapa penumpang yang abai protokol kesehatan dengan tidak menggunakan masker.

"Kita mengacu ke Surat Gugus Tugas nomor 13 beserta adendumnya. Kita melakukan antisipasi. Kita melakukan pemeriksaan secara acak untuk surat bebas covid-19 melalui surat genose atau rapid antigen. Untuk mengantisipasi yang enggak bawa, kita sediakan di sini untuk tes genose langsung di terminal," tambah Jony.

Ia mengklaim terminal Kampung Rambutan selalu berpegang teguh pada prinsip keselamatan. Untuk itu, lanjut Jony, pemeriksaan kesehatan juga berlaku bagi para awak bus.

"Kita ada check point yang memeriksa prokes di atas bus sebelum mereka meninggalkan terminal. Untuk memastikan keselamatan, kita juga melakukan pemeriksaan awak bus seperti tes urine dan tes obat-obatan serta kondisi fisik dari driver, dan kita lakukan ramp check [inspeksi keselamatan] untuk armada yang melayani penumpang di terminal Kampung Rambutan," pungkas dia.

(ryn/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER