Khofifah Minta Vaksin Merah Putih Tuntas Desember
Vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) Surabaya diminta rampung dikerjakan Desember 2021.
Target itu dimintakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat bertemu dengan tim peneliti di VVIP Room Juanda, Surabaya, Senin (3/5).
"Kalau bisa Desember sudah selesai sehingga awal tahun 2022 sudah bisa diproduksi," kata Khofifah, Senin (3/5).
Menanggapi itu, Koordinator Tim Peneliti Vaksin Unair Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan bahwa vaksin ini masih diuji coba tahap pertama ke hewan kecil berjenis Mencit. Selanjutnya pihaknya akan melakukan uji coba ke hewan besar jenis Macaca.
"Pemberian dosis ke dua telah diberikan hewan kecil, Mencit, dan sedang dilakukan observasi. Pekan depan rencananya pihaknya memulai pemberian dosis pertama pada hewan besar, yakni Maccaca," kata Nyoman, di depan Khofifah dan Luhut.
Penelitian tahap awal vaksin Merah Putih ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya.
Tim riset lainnya yang juga wakil direktur RSUD dr Soetomo, Cita Rosita, mengatakan selama riset para peneliti juga mengkaji apakah vaksin layak digunakan atau memiliki efek samping tertentu.
Jika tiga tahapan produksi vaksin dinyatakan siap, kata dia, tahap selanjutnya adalah fase uji klinis yang terbagi menjadi empat tahapan.
Pada tahap uji klinis fase I, vaksin disuntikkan ke beberapa sukarelawan (orang dewasa) dalam kondisi sehat. Hal tersebut dilakukan untuk menguji keamanan vaksin Covid-19 dalam tubuh manusia.
"Jika dinyatakan aman dan efektif, vaksin tersebut dapat memasuki uji klinis fase kedua," tuturnya.
Pada uji klinis fase II, pengujian vaksin Covid-19 dilakukan ke lebih banyak sukarelawan agar sampel yang diperoleh lebih beragam.
Sampel ini akan diteliti dan dikaji ulang oleh para peneliti terkait efektivitas, keamanan, dosis vaksin yang tepat, serta respons sistem imun tubuh terhadap vaksin yang diberikan.
Setelah lulus uji klinis fase II, vaksin akan memasuki tahap uji klinis fase III. Pada penelitian ini, vaksin akan diberikan kepada lebih banyak orang dengan kondisi yang lebih bervariasi.
Kemudian, para peneliti akan memantau respons kekebalan tubuh para penerima vaksin, serta memonitor apakah terdapat efek samping vaksin dalam jangka waktu lebih panjang.
"Penelitian ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun," katanya.
"Pada tahap ini mengingat situasi mendesak dan emergency karena pandemi, vaksin sudah bisa mendapatkan izin edar (UEA) dari BPOM untuk diberikan kepada manusia," imbuhnya.
Setelah uji klinis fase I sampai III dinyatakan aman dan efektif, tahapan selanjutnya memasuki fase ke IV, yakni pengawasan pemasaran.
Direktur RSUD dr Soetomo, dr Joni Wahyuhadi mengatakan, jika fase II dinyatakan berhasil, aman dan efisien, pengembangan vaksin merah putih dilanjutkan ke fase III, yakni manusia.
"Pada fase ketiga, seluruh rumah sakit di Jatim akan dilibatkan," kata Joni yang juga Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim.
(frd/arh)