Tengku Zulkarnain dan Perginya Sang Pengkritik Pemerintah

CNN Indonesia
Selasa, 11 Mei 2021 07:57 WIB
Eks Wakil Sekretaris Jenderal MUI Tengku Zulkarnain semasa hidup dikenal gencar mengkritik pemerintah. (Foto: Tangkapan layar instagram @tengkuzulkarnain.id)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tengku Zulkarnain, yang meninggal dunia pada Senin (10/5) petang, semasa hidupnya dikenal sebagai pendakwah yang kerap mengkritik pemerintahan Joko Widodo.

Sebelum dinyatakan meninggal, ia sempat masuk Rumah Sakit Tabrani, Pekanbaru dan menjalani tes usap alias swab, Minggu (2/5).

"Karena positif, langsung kita rawat," kata Direktur HRD dan Corporate Communication Tabrani Group Ian Machyar saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (10/5).

Kondisi kesehatan Tengku tak stabil selama menjalani perawatan di rumah sakit. Bahkan, dokter sempat memasang alat bantu pernapasan karena kondisi Tengku memburuk, Senin (10/5) sore.

Ian menyampaikan Tengku memiliki riwayat penyakit diabetes melitus. Menurutnya, penyakit bawaan itu memperburuk kondisi Tengku saat positif Covid-19.

Mantan Wakil Sekretaris Jenderal MUI itu akhirnya berpulang pada 18.19 WIB. Jenazah Tengku pun langsung ditangani dengan protokol kesehatan.

"Betul [Tengku meninggal dunia] pas azan Magrib," ucap Ian.

Jenazah Tengku disalatkan di halaman Masjid Agung An-Nur usai salat Isya. Kemudian jenazah Tengku dimakamkan di daerah Rumbai.

Jejak Pengkritik Rezim

Nama Tengku Zulkarnain dikenal publik saat menjabat Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia. Ia menjabat saat Ma'ruf Amin memimpin MUI.

Tengku terlibat dalam sejumlah aksi unjuk rasa ormas Islam. Ia lekat dengan sejumlah ormas Islam garis keras, seperti FPI hingga GNPF Ulama.

Semasa hidupnya, ia sering melontarkan pernyataan-pernyataan kritis terhadap rezim. Namun, tak sedikit pernyataannya dirundung publik karena nyeleneh.

Misalnya, tanggapan Tengku soal rencana Presiden Jokowi memindahkan ibu kota negara ke Penajam Paser Utara. Tengku menggambar garis lurus di peta sembari menyebut calon ibu kota baru dekat dengan Beijing, China.

Infografis Beda Nasib Kasus Hukum Dua Kubu di Pilpres. (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Pernyataan nyeleneh juga ia sampaikan saat pemerintah membagikan bantuan sosial bagi warga terdampak pandemi Covid-19. Tengku mempertanyakan logo presiden di kantong bansos.

"Ada yang bisa jelaskan kenapa bungkus paket sembako 'Bantuan Presiden' melawan Covid 19, Lambangnya bukan Garuda Pancasila. Kenapa pakai lambang BINTANG? Ada yg bisa jelaskan kenapa dan apa alasannya? Bagaimana pak @jokowi Terimakasih...," tulis Tengku dalam akun Twitter @ustadtengkuzul, 1 Mei 2020.

Ia juga sempat menuding bahwa Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) akan melegalkan zina, pada 2019. Belakangan, Tengku Zul meminta maaf dan mengaku salah. Meskipun, pernyataannya kadung menyebar dimana-mana.

"Dengan ini saya mencabut isi ceramah saya tentang hal tersebut. Dan meminta maaf karena mendapat masukan yang salah," kicaunya lewat akun @ustadtengkuzul, Senin (11/3/2019).

Tengku jadi salah satu tokoh pengkritik pemerintah yang tak masuk jajaran pemimpin di MUI periode 2020-2025. Usai tak punya jabatan, ia berharap MUI tetap kritis terhadap pemerintahan Jokowi.

"Kami mengucapkan selamat kepada pengurus MUI periode tahun 2020-2025 semoga MUI ke depan semakin baik dan jaya. Tetap kritis terhadap kebijakan Pemerintah yg dinilai kurang pro rakyat dan umat. Selamat bekerja dan semakin sukses," ucap Zulkarnain di akun Twitter pribadinya.

(dhf/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK