Kerajaan Kediri atau dikenal dengan nama Kerajaan Panjalu berdiri pada tahun 1042. Kerajaan yang terletak di Jawa Timur ini merupakan kerajaan bercorak Hindu.
Ada banyak bukti peninggalan kerajaan Kediri yang sampai saat ini masih bisa ditemui sebagai saksi sejarah keberadaannya.
Kerajaan Kediri sebelumnya pernah berjaya, namun masa kejayaannya runtuh pada 1222 usai perseteruan antara Kertajaya dan kaum Brahmana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengetahui bukti peninggalan kerajaan Kediri, berikut rangkumannya dari berbagai sumber.
Salah satu candi peninggalan Kerajaan Kediri adalah Candi Penataran, terletak di lereng Gunung Kelud, Blitar, Jawa Timur.
Kondisi Candi Penataran cukup terpelihara dan dijadikan tempat wisata. Di kompleks ini terdapat candi lain, sungai, hingga balai pendopo.
Selain candi Penataran, ada candi Mirigambar yang lokasinya berada di daerah Sumbergempol, Tulungagung.
Dibangun pada 1214 Saka, candi Mirigambar memiliki relief unik dengan ukiran berbentuk sosok perempuan dan laki-laki.
Peninggalan kerajaan Kediri berikutnya prasasti Jaring yang saat ini dapat dijumpai di daerah Jaring, Kembangan, Blitar, Jawa Timur.
Prasasti Jaring dibuat pada 1.194 Masehi dan berisikan mengenai pejabat Kediri yang mempunyai gelar inisial dari nama hewan, salah satunya macan kuning.
Prasasti Ngantang juga termasuk peninggalan dari kerajaan Kediri dan saat ini menjadi bagian koleksi di Museum Nasional.
Tertulis pada 1057 Saka, prasasti Ngantang berisi tentang pembebasan pajak tanah oleh Jayabaya untuk Desa Ngantang karena telah mengabdi pada kerajaan Kediri.
Prasasti Kamulan ditemukan di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur pada 1194 Masehi. Keberadaannya sekarang menjadi koleksi Museum Wajakensis di Tulungagung.
Pesan dalam prasasti Kamulan ini mengenai berdirinya Kabupaten Trenggalek pada Agustus 1194 dan menceritakan kekuasaan Raja Kertajaya.
Kitab Kakawin Bharatayudha karangan Empu Sedah dan Empu Panulu pada 1157, termasuk peninggalan dari kerajaan Kediri yang cukup terkenal.
Isi dari kitab Bharatayudha menceritakan peperangan di antara kaum Kurawa dan Pandawa. Saat ini, kitab kuno tersebut disimpan di Perpustakaan Dokumentasi Budaya Bali.
Di masa kerajaan Kediri, karya sastra mengalami kemajuan dan salah satu karya dari Kerajaan Kediri adalah kitab Kresnayana saat masa pemerintahan Raja Jayaswara.
Isi kitab Kresnayana karya Empu Triguna mengenai riwayat hidup Kresna yaitu seorang anak dengan kekuatan super yang suka menolong.
Kitab lain yang juga menjadi bukti dari kerajaan Kediri yakni kitab samaradhana karya Empu Dharmaja.
Dalam kitab itu tertulis kisah sepasang suami istri yaitu Dewa Kama dan Dewi Ratih yang hilang misterius karena api yang keluar dari ketiga mata Dewa Syiwa.
Masih dari perkitaban, berikutnya ada Arjuna Wiwaha karangan Empu Kanawa yang isinya tentang perkawinan Raja Airlangga bersama seorang putri dari kerajaan Sriwijaya.
Empu Kanawa menuliskan kitab Arjuna Wiwaha pada masa pemerintahan Prabu Airlangga di Jawa TImur. Arjuna Wiwaha kini diabadikan di Perpustakaan Dokumentasi Budaya Bali.
Tidak hanya candi, prasasti dan berbagai kitab, kerajaan Kediri juga mempunyai peninggalan berupa patung sebagai sebagai media keagamaan dalam memuja dewa.
Arca Buddha Vajrasattva adalah patung peninggalan kerajaan Kediri pada abad ke-10 yang sekarang menjadi koleksi Museum fur Indische Kunst di Berlin, Jerman.
(avd/fef)