Pemerintah Minta Solidaritas Palestina Tak Digelar Berlebihan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta masyarakat tak bersikap berlebihan menggelar aksi solidaritas terhadap warga Palestina.
"Saya mohon masyarakat menyikapi secara proporsional, tidak berlebih-lebihan. Mengingat kita sendiri juga sedang dalam suasana prihatin yaitu bagaimana kita berupaya keras untuk menangani wabah Covid-19 dengan segala dampaknya," ungkap Muhadjir melalui keterangan tertulis, Senin (24/5).
Muhadjir beralasan Indonesia masih menghadapi pandemi Covid-19. Dukungan yang harusnya positif itu, menurut dia, jangan malah berubah jadi aksi yang mengganggu ketertiban umum serta mengabaikan protokol kesehatan.
Israel dan kelompok perjuangan Palestina, Hamas terlibat perang terbuka selama 11 hari. Serangan Israel terfokus ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Jumlah penduduk di Jalur Gaza yang tewas hingga Jumat (21/5) tercatat mencapai 232 orang, 65 di antaranya anak-anak. Sementara penduduk Gaza yang luka-luka mencapai 1.900 orang. Perkembangan terbaru kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata.
Perang Israel dan Hamas itu telah menyulut aksi solidaritas rakyat Indonesia. Sejumlah demonstrasi mengutuk serangan Israel digelar di sejumlah daerah, termasuk di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, pekan lalu.
Ada juga masyarakat yang menginisiasi sumbangan untuk dikirim kepada rakyat Palestina di Gaza. Untuk hal ini Muhadjir mengingatkan masyarakat berhati-hati dalam memberikan sumbangan.
Ia menyarankan sumbangan tersebut sebaiknya disalurkan melalui badan atau lembaga resmi yang telah memiliki izin atau otoritas dari Kementerian Sosial. Dengan jalur yang resmi, dia berharap bisa meminimalisir penyalahgunaan atau penyelewengan dana kemanusiaan untuk Palestina.
"Kita juga harus pastikan sumbangan-sumbangan itu betul-betul tepat sasaran dan tidak ada yang dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang tidak bertanggungjawab," kata dia.
"Momentum-momentum di mana masyarakat terdorong karena empatinya, rasa kegotong-royongannya kemudian mengeluarkan bantuan-bantuan itu agar jangan sampai dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggungjawab," jelas Muhadjir.
(tst/wis)