Bayangan Wajah Teman di Pelantikan ASN Pegawai KPK

CNN Indonesia
Jumat, 04 Jun 2021 18:36 WIB
Seorang pegawai KPK yang dilantik sebagai ASN mengaku terbayang dengan wajah 75 rekannya yang tak lolos, apalagi ia menjadi perwakilan.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Torkis Sinabang terkejut ketika mendapat surat elektronik atau e-mail yang memerintahkan dirinya harus mewakili pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk dilantik menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Surat ini ia terima kurang lebih seminggu sebelum waktu pelantikan pada Selasa, 1 Juni 2021.

Pegawai di Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) ini mengaku sedih ketika harus hadir dalam pelantikan, sementara 75 rekannya tak bisa ikut.

"Makin syok lagi kalau saya harus tampil. Saya enggak tahu, mungkin pertimbangannya karena agama kali, ya, karena waktu saya lihat formasi di situ saya mewakili katolik, dia [Jhonson Ginting, atasannya] kristen, enggak tahu juga. Tapi lihat itu makin sedih gitu, kan. Saya harus tampil," ujar Torkis saat ditemui di Jakarta, Jumat (4/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam jarak waktu seminggu itulah, ia mengaku kualitas kerjanya menurun. Kesedihan melanda karena teringat nasib 75 pegawai yang dibebastugaskan dan tengah berjuang lantaran disebut tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).

"Ada penurunan semangat kerja. Pastilah. Agak-agak berat kita. Ini mau gimana, bagaimana saya melihat mereka. Saya hanya bilang semangat, semangat, semangat, gitu kan ke teman-teman," kata Torkis yang merupakan lulusan hukum ini.

Hari pelantikan pun tiba. Langkah kaki Torkis sangat berat menuju Gedung Merah Putih KPK. Terpikir dalam kepalanya ia sempat ingin tidak menghadiri pelantikan. Namun, dorongan 75 pegawai yang dinonaktifkan itu membuatnya mampu sampai tempat pelantikan.

Sepanjang proses pelantikan, Torkis hanya tertunduk dan membayangkan wajah-wajah rekannya yang dinyatakan tidak lolos TWK lalu dibebastugaskan. Bahkan, ia menangis ketika lagu Indonesia Raya diputar.

"Berat sih langkah saya membayangkan teman-teman itu, jujur secara manusia pun sedih. Bahkan andaikan sebejat apa pun orang kalau kita berteman lama harus terpisah, itu berat. Itu kita ikut pelantikan wajah-wajah teman-teman terbayang. Bagaimana mereka melihat saya berdiri di sini. Saya pada saat nyanyi Indonesia Raya pun nangis, merinding saya. Tapi harus dijalani," tutur dia.

"Kita lemah. Posisi lemas kita harus dilantik tanpa teman-teman itu. Kan miris banget. Bagaimanalah teman-teman yang sudah bertahun-tahun bersama kita, ya, kan. Itu dari sisi kemanusiaannya ya. Dan pimpinan juga pernah state itu kami paham bapak-ibu yang sudah bertahun-tahun pasti berat. Ghufron [Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron] kan ngomong gitu," lanjutnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya ....

Pekerjaan Terganggu

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER