Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengatakan tingkat keterisian rumah sakit rujukan atau bed occupancy rate (BOR) kasus Covid-19 sudah mencapai 66 persen. Mayoritas pasien berasal dari wilayah Kabupaten Kudus.
"BOR kita sudah 66 persen dari 1.200 tempat tidur yang disediakan. Persentase itu paling banyak diisi pasien dari Kudus," kata Hakam.
Dia mengatakan Pemkot Semarang tengah berupaya agar jumlah pasien dari luar daerah bisa terkendali. Hakam tak ingin pasien yang berdomisili di Semarang kesulitan mendapatkan perawatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan sampai nanti Semarang naik tapi enggak tertampung di tempatnya sendiri," kata Hakam.
Demi menanggulangi lonjakan pasien Covid-19, Pemkot Semarang juga menggencarkan vaksinasi. Baik kepada kalangan lansia, pelayan publik hingga ojek online.
Pemkot Semarang mengusung tema Vaksin Rasa Piknik yang dihelat di Klenteng Sam Poo Kong, Gedung Batu, Semarang dan berlangsung selama dua pekan. Warga yang telah terdaftar di registrasi Dinas Kesehatan Kota Semarang, dipersilakan untuk datang menerima vaksin.
![]() |
Khusus untuk para lansia yang memiliki kelemahan fisik dan tukang ojek online, disediakan layanan drive thru dengan tetap berada di atas mobil dan sepeda motornya.
"Jadi ini cara kami memoles vaksinasi agar warga antusias. Kami pilih Sam Poo Kong karena daya tarik wisatanya kuat, sehingga yang datang dapat jalan-jalan setelah divaksin," ungkap Sekda Kota Semarang Iswar Aminudin.
"Yang lansia, karena fisiknya lemah dan tukang ojol, juga kita berikan layanan drive thru agar tetap di atas mobil dan motornya," sambungnya.
Sementara itu, pihak GoJek selaku kalangan yang dirangkul untuk mendapatkan vaksin sangat berterima kasih kepada Pemkot Semarang yang telah memberikan layanan dan fasilitas.
Vice President Regional Public and Government GoJek Muhammad Chairil menyebut ada sebanyak 4000 mitra Gojek yang akan diberikan vaksin.
"Kita berterima kasih sekali dilibatkan pada vaksinasi kali ini. Memang banyak keluhan dari mitra agar bisa dapat vaksin karena mereka bersentuhan dengan banyak orang, melayani banyak orang. Di era WFH, mereka jadi ujung tombak ekonomi tetap berjalan", kata Chairil.
(dmr/bmw)