Jubir: Kritik Ma'ruf Soal Alquran-Pancasila Tak Terkait TWK
Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, mengatakan pidato Ma'ruf yang menyentil pilihan antara Alquran dan Pancasila tak ada kaitannya dengan materi soal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai KPK.
"Enggak ada hubungannya dengan itu [TWK bagi pegawai KPK]," kata Masduki kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/6).
Masduki menjelaskan pernyataan tersebut dilontarkan Wapres dalam konteks menjelaskan Indonesia sebagai negara kesepakatan atau darul mitsaq.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, kata dia, merupakan pengejawantahan alias derivasi dari ajaran Islam. Dengan demikian, semestinya tak boleh dipertentangkan satu sama lain.
"Sama seperti orang Kristen yang anggap Pancasila itu derivasi ajaran Kristen. Jadi enggak boleh Pancasila dipertentangkan dengan nilai asalnya, dengan agama-agama itu," kata dia
"Jadi jangan Pancasila dipertentangkan dengan Alquran, dengan Injil dan lain-lain. Itu enggak akan menyelesaikan masalah," kata dia.
Ma'ruf dalam pidato di Universitas Negeri Jakarta, Senin (7/6), meminta tidak ada pihak yang memerintahkan untuk memilih Pancasila atau Alquran. Ma'ruf menyebut antara Pancasila dan agama tak boleh dipertentangkan satu sama lain.
"Oleh karena itu, kita tidak boleh mempertentangkan Pancasila dan agama, atau perintah memilih Pancasila atau Alquran," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan negara kesepakatan ata Darul Mitsaq memberikan legitimasi bagi ideologi yang ada di Indonesia. Ma'ruf juga mengatakan bahwa para pendiri bangsa yang berlatar belakang tokoh Islam sudah memberikan argumentasi tentang penerimaan mereka terhadap NKRI yang berideologi Pancasila.
Sentilan Ma'ruf soal pilihan Alquran atau Pancasila itu keluar ketika publik dihebohkan dengan tes wawasan kebangsaan yang digelar KPK terhadap para pegawainya. Tes itu sebagai syarat alih status menjadi ASN.
Sebanyak 75 pegawai tak lolos TWK. Mereka yang tak lolos itu adalah orang-orang yang selama ini dikenal punya integritas dan sedang menangani kasus besar. TWK KPK pun dituding sebagai alat untuk menyingkirkan mereka. Dengan agenda utama melemahkan KPK.
Kecurigaan menguat lantaran terungkap kejanggalan dalam TWK. Salah satunya terkait materi soal yang aneh dan tidak terkait dengan pemberantasan korupsi. Salah satu pertanyaan dalam TWK, pegawai KPK diminta memilih antara Pancasila atau Alquran.
Meski demikian, Masduki kembali mengingatkan bahwa sentilan Ma'ruf itu tidak ada kaitannya dengan TWK KPK.
"Jadi enggak ada, enggak ada kaitan ke sana [TWK KPK]," kata Masduki menegaskan.
Sebelumnya, pihak Istana menyerahkan persoalan TWK ke internal KPK. Selain itu, mayoritas partai pendukung pemerintah mendukung penerapan TWK di KPK.
(rzr/wis)