Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengidentifikasi 19 kasus mutasi virus corona (Covid-19) di Jakarta. Temuan itu berasal dari 649 sampel yang sudah diperiksa berdasarkan Whole Genome Sequence (WGS).
"Terdapat 19 kasus variant of concern mutasi virus baru yang ditemukan di DKI Jakarta, di mana 18 di antaranya memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri, dan 1 kasus transmisi lokal," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes DKI, Dwi Oktavia dalam keterangannya, Kamis (10/6).
Dwi tidak menjelaskan lebih rinci soal mutasi itu. Ia hanya meminta masyarakat untuk waspada terhadap mutasi corona yang lebih mudah menular dan menimbulkan gejala lebih berat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Dwi menyatakan berdasarkan pendataan terbaru, ada 3 RT zona merah dan 23 RT zona oranye yang dilakukan tracing masif.
"Distribusi RT PPKM tersebut yang terjadi klaster penularan di komunitas, antara lain di wilayah Cipayung, Cengkareng, Cilincing, Ciracas, Pasar Minggu, Kemayoran, dan Pulogadung," ujarnya.
Selain kasus varian Covid-19, Dwi juga mengatakan selama periode 21 Mei hingga 10 Juni, ditemukan 2.008 orang positif Covid-19 dari klaster mudik lebaran.
"Kami terus memasifkan 3T, tapi kita bisa lihat di sini bahwa kenaikan kasus memang terjadi pascalibur lebaran. Dari identifikasi klaster mudik sejak 21 Mei hingga 10 Juni 2021, terdapat 2.008 kasus positif dari 988 keluarga," katanya.
Sebelumnya, ditemukan sekitar 800 klaster penularan Covid-19 di DKI Jakarta. Klaster-klaster itu muncul usai libur panjang Lebaran Idulfitri. Terdapat 1.400 orang yang masuk dalam klaster tersebut.
Di saat yang sama, keterisian rumah sakit di DKI Jakarta meningkat sejak 31 Mei 2021. Pemprov DKI mencatat tempat tidur di ruang isolasi terisi 53 persen, sedangkan tempat tidur di ICU terisi 52 persen.
(yoa/fra)