Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo mengaku sudah 'ditembak' alias diajak oleh tokoh politik untuk menjadi calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Namun ia meminta tokoh politik itu tidak berpikir soal Pilpres 2024 lebih dahulu. Gatot menyatakan masih ingin melihat perkembangan dari situasi yang terjadi jelang 2024 lebih dahulu.
"Ya sudah ditembak, saya sampaikan mari kita jangan, berpikir dulu," kata Gatot saat berbicara dalam sebuah program di TV One yang ia unggah di akun Instagram miliknya @nurmantyo_gatot, sebagaimana dilihat, Jumat (11/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gatot menolak menjelaskan secara lugas terkait tokoh politik yang telah mengajaknya untuk menjadi capres atau cawapres di Pilpres 2024. Menurutnya, tokoh politik tersebut telah meminta dirinya agar tidak mengungkapkan ke publik.
"[Yang menembak] yang punya pistol-lah kalau begitu. Ia minta supaya jangan diinformasikan kepada siapa pun juga," katanya, tanpa menjelaskan makna pistol yang dimaksud.
Dalam merespons ajakan tersebut, Gatot menyebut akan melihat perkembangan situasi dan kondisi, termasuk terkait elektabilitasnya sebagai capres atau cawapres.
"Saya bilang, saya bukan mengatakan tidak, mari kita lihat sama-sama situasinya. Belum tentu 2024, ini tadi kan elektabilitas saya sebagai oposisi," kata dia.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil survei Arus Survei Indonesia (ASI), Gatot merupakan sosok dengan elektabilitas tertinggi dalam kategori capres di klaster tokoh berlatar belakang TNI.
Elektabilitas Gatot berada di angka 13,9 persen, meninggalkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang berada di angka 10,4 persen.
(mts/psp)