Dasco soal Profesor Mega Dikaitkan Koalisi 2024: Sah Saja

CNN Indonesia
Jumat, 11 Jun 2021 21:44 WIB
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. (CNN Indonesia/Dhio Faiz)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan analisa sejumlah kalangan yang mengaitkan antara pemberian gelar profesor kehormatan kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan kemungkinan koalisi kedua partai untuk Pilpres 2024 merupakan hal yang sah-sah saja.

"Ya dalam hal politik, orang boleh menganalisa siapa saja dan sah-sah saja," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (11/6).

Namun, ia menegaskan Gerindra belum memutuskan soal koalisi partai politik (parpol) yang akan dibentuk di Pilpres 2024. Menurutnya, Gerindra akan menggelar forum khusus untuk membahas terkait hal itu.

Dasco juga menyampaikan bahwa Gerindra masih fokus melakukan konsolidasi internal hingga saat ini.

"Tapi kalau di Gerindra sendiri soal koalisi belum diputuskan dan kebiasaan kami ada forum yang khusus untuk itu dan biasanya juga tidak di awal-awal. Kami sedang fokus konsolidasi partai," tutur dia yang juga Wakil Ketua DPR RI tersebut.

Megawati resmi diberikan gelar profesor kehormatan dengan status guru besar tidak tetap oleh Unhan. Acara pemberian dilakukan dihelat di kampus Unhan, Sentul, Bogor, Jumat (11/6).

Pemberian gelar untuk Megawati ditetapkan lewat Keputusan Mendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarim Nomor 332371/mpk.a/kp.05.00/2021. 

"Terhitung mulai tanggal 1 Juni 2021 diangkat dalam jabatan profesor dalam ilmu kepemimpinn strategi. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2021 Mendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarim," tutur Sekretaris senat akademik Unhan.

Sebagai informasi, mengutip dari situs resmi Unhan, kampus yang didirikan berdasarkan Keppres 5/2011 itu secara akademis dibina Kemendikbud, dan secara fungsional dibina Kementerian Pertahanan.

Saat menghadiri acara pemberian gelar, Megawati terlihat tiba didampingi Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Selain itu, dia juga didampingi tiga anaknya yakni Mohammad Rizki Pratama, Prananda Prabowo, dan Puan Maharani.

Untuk diketahui, dalam beberapa waktu terakhir duet Megawati-Prabowo diwacanakan untuk diulang kembali pada Pilpres 2024. Megawati-Prabowo sebenarnya pernah berduet jadi pascangan capres-cawapres pada Pilpres 2009.

Kala itu, pasangan tersebut hanya mendapat 26,79 persen suara atau kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono yang meraup 60,8 persen suara.

Merespons, pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai menduetkan kembali Megawati dengan Prabowo di Pilpres 2024 merupakan wacana yang tidak produktif bagi demokrasi.

Bila direalisasikan, menurutnya, PDIP dan Gerindra sama saja tidak memberikan ruang kepada calon pemimpin muda untuk tampil di Pilpres 2024.

"Tapi yang pasti nama lama tidak sehat secara demokrasi karena tidak memberikan ruang baru bagi calon pemimpin muda," ucap Khoirul kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/6).

(mts/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK