ANALISIS

Apakah Prabowo Masih Laku Jadi Capres 2024?

CNN Indonesia
Senin, 14 Jun 2021 09:54 WIB
Menhan sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengaku siap mencalonkan diri dalam Pilpres 2024 apabila diberi kesempatan dan kepercayaan oleh rakyat. Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika
Jakarta, CNN Indonesia --

Prabowo Subianto menyatakan siap kembali mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, sejumlah pakar menilai Prabowo tak akan laku jika 'nyapres' untuk ketiga kalinya.

Keinginan untuk maju kembali dalam kontestasi pilpres disampaikan Prabowo dalam siniar (podcast) milik Deddy Corbuzier. Deddy bertanya apa Prabowo masih bersedia maju pada 2024.

Prabowo berkata mencalonkan diri dalam pilpres adalah persoalan pengabdian. Ia tak menutup kemungkinan untuk kembali bertarung merebut kursi Istana.

"Loh, kalau untuk mengabdi dan diberi kesempatan, diberi kepercayaan, kenapa tidak?" kata Prabowo dalam siniar di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Minggu (13/6).

Prabowo mulai masuk arena pilpres pada 2009. Kala itu, ia mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Mega-Prabowo harus mengakui keunggulan petahana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Budiono.

Pada 2014, Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden. Ia menggandeng Hatta Rajasa. Namun, Prabowo kalah dari Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu menggandeng Jusuf Kalla.

Ketua umum Partai Gerindra itu kembali maju di 2019. Ia menggandeng tokoh muda Sandiaga Uno. Prabowo kembali menantang Jokowi. Mantan Danjen Kopassus itu tersungkur lagi.

Prabowo digadang-gadang menjadi kandidat paling potensial untuk 2024. Namanya selalu bercokol di pucuk bursa capres, mengalahkan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil.

Dalam survei Parameter Poltiik Indonesia pada Mei 2021, Prabowo menempati urutan pertama daftar capres 2024. Ia memiliki tingkat keterpilihan atau elektabilitas 18,3 persen.

Nama Prabowo juga menduduki posisi teratas kandidat presiden dalam survei Arus Survei Indonesia pada Juni 2021. Prabowo memiliki elektabilitas 12,5 persen dalam survei itu.

Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Jati mengatakan Prabowo belum tentu laku di 2024 meski punya elektabilitas tinggi dalam sejumlah survei. Ia menilai daya tawar Prabowo akan berkurang.

Wasisto berkata Prabowo selalu menawarkan narasi soal ketahanan nasional dan kedaulatan negara sejak ikut pilpres 2009. Narasi itu terbukti tak mampu memenangkan Prabowo. Selain itu, era pun telah berubah.

"Kalau beliau maju lagi dengan narasi yang sama, kecil kemungkinan bisa dapat perhatian. Di 2024, narasinya empiris, tidak abstrak seperti kedaulatan negara dan sebagainya," kata Wasisto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (14/6).

Berlanjut ke halaman berikutnya: No. 1 di Survei Bukan Jaminan...

Prabowo Nomor Satu di Survei Bukan Jaminan


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :