Pemerintah Tak Tutup Kemungkinan Warga Dapat Vaksinasi Ulang

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jun 2021 17:55 WIB
Satgas Covid-19 menyampaikan vaksinasi ulang bisa saja diperlukan apabila jumlah titer antibodi seseorang setelah divaksinasi tidak cukup tinggi.
Sejumlah warga menunggu giliran vaksinasi Covid-19 di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Kamis (10/6/2021). (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut tak menutup kemungkinan warga Indonesia yang memiliki titer antibodi atau kekebalan tubuh rendah dapat menjalani vaksinasi ulang, meski telah rampung mendapat suntikan vaksin Covid-19.

Titer antibodi didapatkan dari hasil tes laboratorium yang mengukur kehadiran atau jumlah antibodi dalam darah. Titer disebut-sebut bisa jadi cara untuk pembuktian imunitas terhadap penyakit.

"Vaksinasi ulang bisa saja diperlukan apabila jumlah titer antibodi yang ada di seseorang tersebut setelah divaksinasi tidak cukup tinggi untuk bisa menghadang dari potensi kenaikan atau tertular lagi oleh Covid-19," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (15/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan itu sekaligus merespons temuan hampir 400 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terpapar Covid-19. Meskipun hampir 100 persen nakes di Indonesia telah rampung mendapat vaksin Covid-19.

Wiku juga menyebutkan bahwa daya imunitas atau efektivitas yang diberikan vaksin kepada individu bisa saja memiliki kekuatan yang berbeda-beda.

"Seharusnya semakin tinggi titer antibodi dari orang yang divaksinasi, karena reaksi setiap orang berbeda, tentunya akan memberikan proteksi yang lebih baik," kata dia.

Lebih lanjut, Wiku juga mengakui hingga saat ini satu data vaksinasi yang dimiliki Kementerian Kesehatan tidak menginformasikan secara detail terkait warga yang sudah mendapat vaksin kemudian terinfeksi Covid-19. Sebab sejauh ini data yang terintegrasi masih menampilkan angka-angka vaksinasi harian.

Namun demikian, Wiku membenarkan ada baiknya data vaksinasi Indonesia juga menampilkan data-data temuan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di lapangan, sebagai upaya transparansi data dan analisis lanjutan.

"Adanya informasi dan keadaan terkait dengan pascavaksinasi, itu memang akan baik apabila menjadi satu kesatuan data sehingga seluruh langkah yang dilakukan pemerintah menggunakan satu data tersebut," jelasnya.

Sementara itu, data Kemenkes per Selasa (15/6) Pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 20.904.723 orang telah menerima suntikan dosis vaksin virus corona. Sementara baru 11.699.021 orang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia.

Itu artinya, target vaksinasi pemerintah baru menyentuh 11,5 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 6,4 persen.

(khr/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER