Terawan: Kami Akan Terus Perjuangkan Vaksin Nusantara

CNN Indonesia
Rabu, 16 Jun 2021 13:48 WIB
Eks Menkes Terawan berharap vaksin Nusantara mendapat lampu hijau untuk menjadi vaksin yang bisa digunakan di Indonesia demi membantu target herd immunity.
Eks Menkes Terawan berharap vaksin Nusantara mendapat lampu hijau untuk menjadi vaksin yang bisa digunakan di Indonesia demi membantu target herd immunity. Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Jakarta, CNN Indonesia --

Inisiator riset vaksin Nusantara sekaligus mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto meminta agar vaksin yang ia besut itu diberikan lampu hijau untuk menjadi salah satu jenis vaksin yang dipakai di Indonesia untuk mencapai herd immunity.

Terawan mengaku akan terus berjuang hingga vaksin Nusantara mendapat pengakuan dan izin penggunaan.

"Kami bersama tim akan berjuang dan terus berjuang mewujudkan vaksin Nusantara, dalam hal ini kami berharap bisa digunakan," kata Terawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang disiarkan melalui kanal YouTube Komisi VII DPR RI Channel, Rabu (16/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana diketahui, polemik vaksin Nusantara telah diputuskan melalui nota kesepahaman alias MoU antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) pada 19 Maret lalu.

Dari MoU itu disepakati bahwa proses pengambilan sampel darah relawan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta itu hanya dilakukan guna kepentingan penelitian dan pelayanan. Artinya, proses vaksin Nusantara ini bukan uji klinis vaksin untuk dimintakan izin edar oleh BPOM.

Terawan sendiri masih meyakini bahwa vaksin dengan metode sel dendritik buatannya akan mampu mengakhiri pandemi virus corona di Indonesia. Ia optimis lantaran vaksin covid-19 berbasis sel dendritik sejauh ini belum ada yang mengembangkan.

Pun, menurutnya, penelitian sel dendritik setelah berkaca pada kejadian SARS di China 2002 silam. Ia menyebut, dari sejumlah literatur mencatat bahwa sel T dendritik untuk vaksin SARS mampu menghasilkan antibodi yang bertahan hingga 6 tahun.

"Muncullah hipotesis dendritik vaksin sel imunoterapi ini dianggap sebagai the beginning of the end, yang memulai untuk mengakhiri kanker ma'un covid-19. Kebetulan kita membangunnya, apakah tidak boleh mulai duluan? Ya serahkan jawabannya pada semua orang," kata Terawan.

Terawan juga menyebut dari hasil uji klinik fase I oleh tim peneliti Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang menunjukkan bahwa imunitas vaksin Nusantara masih awet pada bulan ketiga pasca penyuntikkan.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian uji klinis fase II di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto juga tidak menunjukkan efek samping yang serius pada seluruh subjek hingga pekan keempat.

"Karena problemnya menuju herd immunity, lalu dendritik sel vaksin ini punya cara membangun imun, dengan imunoterapi, dia akan membangkitkan imun," kata dia.

Lebih lanjut, Terawan juga menyatakan bahwa puluhan bahan vaksin Nusantara merupakan produksi Indonesia, dan hanya dua bahan yang masih impor dari Amerika Serikat (AS), yakni larutan antigen protein dan media diferensiasi.

Terawan menyebut, dua bahan itu ke depan akan bisa diproduksi oleh bangsa sendiri. Hanya saja, saat ini pihaknya masih memiliki janji kerja sama dengan AIVITA Biomedical Inc dari AS.

"Di kemudian hari kita bisa membuat sendiri karena itu sangat simple, baik dalam pembuatan antigen, karena itu rekombinan bisa kita lakukan disini. Namun karena paten mereka miliki ya harus kita kerjasama," ungkapnya.

(khr/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER