Jakarta, CNN Indonesia --
Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) beberapa rumah sakit di Jabodetabek naik menyusul lonjakan kasus positif virus corona (Covid-19) beberapa hari terakhir.
Kasus positif Covid-19 hari ini bertambah nyaris 10 ribu kasus. Jumlah kasus Covid-19 baru itu tercatat sebagai penambahan tertinggi dalam kurun empat bulan terakhir.
Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah tercatat menjadi provinsi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak pada hari ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkembangan vaksin Nusantara yang sempat terhenti usai berpolemik kembali muncul dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR. Sementara capaian vaksinasi Covid-19 secara keseluruhan masih rendah.
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut.
5 Klaster Covid DKI
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan terdapat lima daerah yang menjadi klaster penularan Covid-19 di DKI Jakarta usai libur lebaran 2021.
Daerah-daerah tersebut tersebar dari Kota Jakarta Utara hingga Jakarta Timur
"Di DKI Jakarta terdapat lima klaster Covid DKI, yaitu di Cipayung, Cilincing, Kelapa Dua, Kayu Putih, dan Ciracas," kata Listyo dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/6).
BOR Jabodetabek Naik
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan BOR Rumah Sakit khusus Covid-19 DKI mencapai 78 persen (terpakai 6.117 unit), sementara ICU sebesar 73 persen (terpakai 1.127 unit). Riza mengakui keterisian BOR dan ICU tersebut naik buntut lonjakan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi mengatakan BOR isolasi pasien Covid-19 mereka telah mencapai 70 persen lebih. Sementara untuk keterisian ICU RS rujukan Covid-19 mencapai 90 persen.
Terawan Tak Butuh Uang Negara
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengklaim pengembangan vaksin Nusantara besutannya tidak membutuhkan anggaran negara. Menurutnya, yang dibutuhkan pihaknya saat ini adalah lampu hijau uji klinik fase III.
Proses uji klinis fase II vaksin Nusantara diputuskan hanya menjadi penelitian dan pelayanan kesehatan melalui nota kesepahaman alias MoU antara BPOM, Kemenkes, dan TNI AD pada 19 Maret lalu.
Terawan mengklaim vaksin berbasis sel dendritik besutannya akan mampu menangkal segala macam mutasi virus SARS-CoV-2 yang terus mengalami perkembangan.
Ia menyebut hanya perlu waktu 8 hari untuk mencampurkan komponen antigen beragam varian baru itu untuk kemudian dipaparkan kembali dengan sampel darah manusia.
 Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi Infografis Fakta-fakta Vaksin Nusantara Terawan |
21 Subjek Vaksin Nusantara Pegal hingga Memar
Peneliti utama vaksin Nusantara Kolonel Jonny mencatat dari total 136 subjek relawan vaksin Nusantara, 21 di antaranya dilaporkan mengalami Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD) level ringan.
Jonny menyebut satu orang bisa mengalami lebih dari satu KTD. Reaksi lokal yang dialami 21 relawan antara lain pegal 17 orang, memar 3 orang, kemerahan di sekitar area suntik 3 orang, dan gatal-gatal 1 orang. Ia menyebut, seluruh KTD yang dilaporkan masuk kategori grade I.
DPR Dukung Terawan
Komisi VII DPR mendukung mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto melanjutkan riset pengembangan vaksin Nusantara. Mereka bahkan mendesak agar vaksin Nusantara segera melakukan uji klinis tahap III.
Kesepakatan itu dibacakan dalam kesimpulan rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI bersama Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Terawan, dan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/6).
"Komisi VII DPR RI mendukung penuh pengembangan vaksin imun Nusantara oleh Dokter Terawan Agus Putranto dan mendesak lanjutan uji klinis fase III yang sesuai dengan kaidah uji klinis, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah," ujar Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno saat membacakan kesimpulan hasil rapat, Rabu (16/6).
Jutaan Vaksin Pfizer Tiba Juli
Kementerian Kesehatan menargetkan Indonesia akan kedatangan setidaknya 3-7 juta dosis vaksin virus corona asal perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer pada Juli 2021.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan rencana kedatangan Pfizer itu diharapkan dapat membantu upaya akselerasi program vaksinasi nasional di semester dua atau Juni-Desember 2021. Saat ini program vaksinasi pemerintah hanya mengandalkan vaksin Sinovac dan AstraZeneca.
Suntikan Vaksin Capai 32,6 Juta Dosis
Data Kemenkes per Rabu (16/6) pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 21.448.774 orang telah menerima suntikan vaksin virus corona. Baru sekitara 11.815.618 orang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia.
Itu artinya, target vaksinasi pemerintah baru menyentuh 11,8 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 6,5 persen.
Data Covid-19 RI 16 Juni 2021
Data harian yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 hari ini, Rabu (16/6) mencatat pertambahan kasus Covid-19 baru sebanyak 9.994 orang. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 6.229 orang, dan kasus kematian naik 196 orang.
Secara kumulatif, kasus positif Covid019 di Indonesia mencapai 1.937.652 orang. Dari jumlah itu sebanyak 1.763.870 orang dinyatakan pulih, 120.306 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 53.476 lainnya meninggal dunia.