Angka keterpaparan Covid-19 pada pasien usia anak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kenaikan selama Juni 2021 ini.
Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan DIY, pada Juni ini tercatat 2.051 kasus Covid-19 pasien anak. Sementara Mei lalu hanya 926 kasus.
Catatan pada Bulan Mei itu pun sudah tergolong meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 598 kasus. Sementara untuk bulan Maret tercatat 783 kasus dan 619 kasus untuk Bulan Februari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, catatan anak terpapar Covid di Yogya pada Juni ini menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini. Bulan tertinggi kedua adalah Januari lalu--pascalibur Nataru--sebanyak 1.031 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyianingastutie menuturkan, pihaknya telah mengkategorikan pasien berdasarkan kelompok usia. Menurut dia, sampai hari ini terhitung total 3.227 kasus untuk pasien berusia nol hingga 10 tahun.
"Ini bukan cukup banyak lagi, tapi banyak," kata Pembajun dalam sesi jumpa pers yang disiarkan secara daring, Jumat (25/6).
Sementara untuk kategori usia di atas 11-20 tahun, pihaknya mencatatkan secara kumulatif 5.554 kasus. Sedangkan usia 21-30 tahun paling mendominasi dengan hampir menyentuh 9.500 kasus per hari ini.
"Ya mereka kuat, mereka [kondisi] baik, tapi [orang-orang] yang di rumah jangan lupa," pesan Pembajun.
Pembajun mengimbau kepada mereka yang telah merampungkan dua dosis vaksinasi agar tak sedikit pun lengah dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
"Vaksin itu bukan berarti menghentikan virus. Viral load di wilayah kita semakin banyak semakin mudah kita terpapar. Vaksin hanya meringankan penderitaan atau kondisi untuk jatuh pada kematian," tegasnya.
Ia pun berpesan kepada para orang tua untuk berperan aktif menjaga mobilitas anak masing-masing. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menurutnya bisa dijadikan pedoman.
"Rekomendasinya, anak-anak tidak boleh dibawa keluar. Apalagi di DIY sangat meningkat sekali (penyebaran Covid-19). Anak-anak ini kan sangat rentan to. Kedua, rekomendasi IDAI itu menunda sekolah tatap muka," urainya.
Sepenuturan Pembajun, masih banyak orang tua yang abai dengan mengajak anak-anak mereka bepergian ke luar rumah atau ke lokasi sumber kerumunan.
"Orang tua harus sangat selektif membawa anak keluar rumah. Tempat paling aman untuk anak-anak ya di rumah. Misal, bapak ibunya mengajak anaknya ke vaksinasi massal, yang divaksin bapak ibunya, anaknya dibawa, enggak pake masker lagi," katanya.