Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih menunggu hasil uji klinis tahap tiga oleh para produsen terkait wacana untuk melakukan booster vaksin corona.
Wacana booster vaksin berkembang menyusul temuan kasus infeksi Covid-19 dari warga dan tenaga kesehatan yang telah dua kali atau lengkap disuntik vaksin.
Booster dapat berbentuk suntikan kedua dengan jenis vaksin berbeda, suntikan vaksin ketiga setelah dosis lengkap, atau vaksin reguler tiap tahun untuk memperkuat kekebalan seperti vaksin flu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya harus selesai dulu uji kinis tahap 3 yang sedang dilakukan para produsen vaksin ya," ujar Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (26/5).
Nadia menegaskan, Kemenkes tak melakukan uji klinis tersebut. Namun, sebuah tim dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung tengah melakukan penelitian untuk menguji berapa lama antibodi yang dibentuk vaksin bertahan dalam tubuh.
Menurut Nadia, dua pertimbangan itu, termasuk masukan organisasi kesehatan dunia (WHO) akan menjadi pertimbangan pihaknya untuk melakukan booster vaksin.
"Jadi kedua info ini serta tentunya rekomendasi WHO ini akan menjadi bahan pertimbangan," kata dia.
Nadia belum dapat memastikan hasil uji klinis tahap tiga dari para produsen vaksin akan keluar, termasuk hasil monitoring tim Unlad5. Ia mengaku tak mau gegabah sebab hal itu berkaitan dengan kesehatan dan keamanan.
"Kita tunggu saja ya. Karena ini kan terkait aspek keamanan dan manfaat," kata dia.
(thr/dea)