Polisi menolak untuk menyelidiki kasus penipuan di Sampang, Jawa Timur, lantaran tidak melibatkan jumlah yang besar hanya mencapai belasan juta saja.
Hal ini diungkap dua warga perantauan asal Kabupaten Sampang, Jawa Timur, yang ditipu uang belasan juta oleh seseorang yang mengaku sebagai tokoh ulama.
Dua warga tersebut di antaranya adalah Teuku Faslun, yang jadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, dan Sahrudin warga Sampang yang tinggal di Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun CNNIndonesia.com, pelaku menipu dua korban dengan cara meminta uang ditransfer. Teuku diminta transfer Rp3 juta, sementara Sahrudin Rp10 juta.
Sadar ditipu, keluarga Sahrudin, Amiruddin, mendatangi Polres Tanjung Perak Surabaya, untuk berkoordinasi perihal kasus tersebut.
"Dari Tanjung Perak kami diarahkan ke Polrestabes. Sementara dari Polrestabes diarahkan ke Polda Jawa Timur," kata Amiruddin dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (27/6).
Setelah di Polda Jawa Timur, dirinya mulai menemukan titik terang. Menurutnya, Polda Jawa Timur melalui Diskrimsus Cyber mengarahkan dirinya untuk melakukan laporan ke Polres Sampang.
"Di Polda sudah menemukan titik terang lokasi pelaku, katanya pelaku berada di wilayah Kabupaten Sampang. Jadi kasus ini dilimpahkan untuk membuat laporan ke Polres Sampang," ucapnya.
Tak berlangsung lama, Amiruddin mendatangi Polres Sampang. Kemudian menceritakan peristiwa tersebut secara panjang-lebar dihadapan polisi.
"Kami sempat kecewa terhadap petugas, karena petugas tidak mau melanjutkan kasus ini, karena nominal penipuannya disebut polisi sangat sedikit," ujarnya.
Dari itu, Amiruddin dibuat kecewa. Ia mencari cara bagaimana agar pelaku meminta transfer uang lagi kepada keluarganya. Berharap dengan bertambahnya jumlah kerugian, laporan tersebut dapat diterima polisi.
Sebab ia yakin kasus yang dialaminya banyak dirasakan oleh masyarakat, tapi para korban takut untuk melapor.
"Kami hanya ingin tahu pelakunya, karena kalau dibiarkan kejahatan ini akan terus terjadi," tukasnya.
Mengingat penipuan tersebut menggunakan via transfer perusahaan bank,Amiruddin masih menunggu surat perintah Kapolres untuk menindak lanjuti ke pihak bank.
"Kami masih nunggu surat dari Kapolres, untuk nama yang menerima tranfer sudah kami kantongi tinggal alamatnya nanti langsung ke bank," ungkapnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sampang, AKP Sudaryanto membenarkan laporan tersebut. Namun pihaknya mengaku tidak menindaklanjuti laporan aduan penipuan tersebut, karena jarak dan lokasi korban ada di Malaysia dan Surabaya.
"Titik pelaku adalah radius 100 meter. Kemarin sempat diajak muter dilokasi yang dituju. Tapi terakhir kemarin hp-nya mati," kata Sudaryanto.
(nrs/eks)