Vice President PT Harsen Laboratories produsen Ivermectin Sofia Koswara menyebut Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes) tak memberikan sponsor pada uji klinik profilaksis atau uji pencegahan infeksi dengan obat, lantaran khawatir Ivermectin jadi saingan vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Sofia meyebut Balitbangkes hanya melakukan uji Klinik Ivermectin sebagai obat Covid-19 dan bukan profilaksis untuk digunakan kepada mereka yang belum terinfeksi Covid-19.
"Kenapa uji klinis profilaksis tidak sekalian saja dilakukan disana? Ternyata jawabannya adalah Litbangkes tidak berani sebagai sponsor untuk melakukan uji coba profilaksis karena itu akan head to head menyaingi vaksin yang sudah terlanjur menjadi policy pemerintah," kata Sofia dalam acara daring, Senin (28/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan keputusan itu, Sofia menyebut pihaknya kemudian diminta Universitas Pertahanan (Unhan) untuk menjadi sponsor uji klinis profilaksi disana. Sementara uji klinis Ivermectin oleh Balitbangkes bakal dilakukan di delapan rumah sakit besar. Empat diantaranya di RSPAD, RS Wisma Atlet, RS Esnawan dan RS Suyoto.
Nantinya, apabila berhasil, Ivermectin dapat digunakan sebagai obat pencegahan Covid-19 dalam skala besar melalui distribusi massal ivermectin dengan dosis 0,2mg/kg atau 12mg untuk orang dengan berat badan 60 kg. Ivermectin diberikan setiap minggu kepada orang dewasa untuk mengurangi penularan Covid-19 di tengah masyarakat.
"Bagaimana kok ada keterlibatan dan kerjasama dengan Unhan? Itu ceritanya lucu, karena saya dibawa teman saya untuk bertemu dr Benny Octavianus. Beliau adalah Staf Khusus dan dokter pribadinya Bapak Menhan kita Prabowo Subianto," tuturnya.
Sofia kemudian menceritakan awal pertemuannya dengan dr Benny. Ia menyebut Benny sempat menolak mentah-mentah saat Sofia menganjurkan pemberian Ivermectin pada pasiennya sebab obat tersebut merupakan obat cacing.
Namun Sofia meyakinkan Benny bahwa Ivermectin aman dan sudah didistribusikan ke 3,7 miliar orang di dunia selama 40 tahun terakhir. Sepekan setelahnya, Sofia menyebut Benny girang lantaran pasiennya sembuh.
"Sejak itu dr Benny sudah memberi makan pasiennya yang tercinta Pak Menhan Prabowo dengan Ivermectin untuk pencegahan selama empat bulan terakhir ini," ungkapnya.
Melihat respons-respons itu, Sofia meyakini bahwa penggunaan Ivermectin dengan dosis tepat ampuh menyembuhkan covid-19.
Ia merekomendasikan penggunaan Ivermectin untuk pengobatan Covid-19 pada penyakit rawat jalan awal dengan dosis 0,2 mg/kg - 0,4 mg/kg, dan fase selanjutnya untuk pasien yang membutuhkan perawatan rumah sakit dengan dosis 0,4 mg - 0,6 mg/kg.
Untuk waktu penggunaan Ivermectin juga direkomendasikan dilanjutkan selama 5 hari atau sampai pulih.
"Jadi ini pakailah hati nurani dan pikiran sehat, singkirkan dulu kepentingan pribadi ataupun proit. Kita dahulukan kepentingan bangsa kita untuk bisa selamat dari bencana covid-19," ungkapnya.
CNNIndonesia.com telah menghubungi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dan Kepala Pustlitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbangkes Kemenkes Vivi Setiawaty untuk meminta konfirmasi atas pernyataan Sofia. Namun keduanya belum memberikan respons baik melalui pesan singkat atau panggilan telepon.
(khr/bmw)