Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat Cimahi, Jawa Barat, memutuskan menutup sementara atau lockdown layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) lantaran mulai kehabisan persediaan tabung oksigen.
Direktur Utama RSUD Cibabat Sukwanto Gamalyono mengatakan penutupan layanan IGD ini berlaku sejak Selasa (29/6) pukul 17.00 WIB. Pihaknya sampai harus meminjam lima tabung oksigen dari RS Sariningsih.
"Memang sekitar kemarin malam bahkan dari dua hari lalu kita krisis oksigen. Bahkan, kemarin jam 10 malam sudah kehabisan langsung kita pinjam lagi, bisa hidup (menyalurkan oksigen ke pasien) sampai jam 6 pagi," kata Gamal saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (30/6) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Gamal terpaksa menutup layanan IGD lantaran hampir 200 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan di RSUD Cibabat juga terpapar Covid-19.
"Jadi kita tutup karena ada pasien sekitar 100 lebihlah, hampir 200. Itu sendiri menjadi problem buat kita, bisa survive atau enggak, karena kalau kehabisan mau bagaimana pasien?" ujarnya.
Gamal juga mengaku telah menyampaikan kepada pihak Komisi IV DPRD Kota Cimahi dalam rapat pimpinan, Rabu pagi kemungkinan oksigen industri dialihkan ke rumah sakit demi kepentingan pasien covid-19.
"Disampaikan bahwa kita sudah mengerahkan seluruh tenaga teman-teman agar bisa mendapatkan pengadaan oksigen. Bahkan kita tadi memohon ke anggota dewan bagaimana oksigen untuk industri kita alihkan ke rumah sakit seperti di Jakarta," tutur Gamal.
"Kalau seandainya sampai meninggal karena kekurangan oksigen di depan mata kita mau gimana coba? Aduh luar biasa. Kita sedih," imbuhnya.
Meski layanan di IGD ditutup, namun Gamal memastikan pelayanan untuk pasien rawat jalan tetap berlaku normal.
Pihaknya akan membuka kembali layanan IGD jika sudah ada ketersediaan oksigen yang memadai. Ia mengungkapkan, para pemangku kebijakan sudah mengupayakan agar ketersediaan oksigen bisa kembali didapatkan.
Gamal juga mengaku pihaknya sudah berupaya mencari stok oksigen medis hingga ke wilayah Banten. Namun hasilnya nihil karena stoknya saat ini memang sangat terbatas.
"Kalau hari ini bisa dapat jaminan tujuh hari (ketersediaan oksigen) kita buka lagi. Untuk SDM dan obat-obatan yang ada meski tidak lengkap, kita masih mampu. Cuma kan obat utamanya oksigen. Banyak orang datang hanya ingin kasih oksigen sudah megap-megap, enggak perlu obat katanya," kata Gamal.
RSUD Cibabat saat ini khusus melayani pasien Covid-19. Dari 280 tempat tidur, 86 di antaranya dihuni pasien terpapar corona.
Adapun upaya yang paling memungkinkan agar pasien masih bisa mendapatkan oksigen, Gamal menuturkan, mulai melakukan penghematan.
Perbaikan Manajemen Distribusi
Secara terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa stok oksigen di Jabar masih aman. Namun, menurutnya, manajemen distribusi oksigen menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan.
"Ketersediaan oksigen mencukupi. Yang menjadi tantangan adalah manajemen distribusi. Di Depok langka, di Bandung melimpah. Sekarang dihitung, kalau bisa kita punya neraca manajemen oksigen dalam seminggu, dua minggu ke depan," kata Emil, sapaannya, dalam konferensi pers virtual.
Dia menyatakan, Jabar juga turut membantu suplai oksigen ke Jawa Tengah yang mengalami kekurangan stok. Emil pun mengimbau masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri untuk tidak berlomba-lomba menyetok tabung oksigen.
"Kita dahulukan rumah sakit yang memang menurut kajian dokter perlu menggunakan tabung oksigen. Kalau yang isoman berasumsi sendiri untuk cadangan dan lain-lain nanti menimbulkan kewalahan suplai untuk rumah sakit yang lebih darurat," ujarnya.
(hyg/psp)