Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut akan melakukan pemantauan lebih ketat selama PPKM Darurat, terlebih pada masa menjelang dan selama Hari Raya Iduladha.
"Nanti kan ada momen penting Iduladha ini rawan juga nanti ada rapat khusus antisipasi Idul Adha," kata Tito mewanti-wanti, dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Kamis (1/7).
Semua aturan terkait penegakan PPKM Darurat dibuat dalam bentuk Instruksi Menteri Dalam Negeri. Tito juga meminta pemerintah daerah untuk segera melakukan tindakan pengendalian sosial dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui bahwa tindakan tersebut tidak mudah. Namun, menurutnya, hal ini bisa diupayakan salah satunya jika bisa bertindak kompak dengan tokoh masyarakat.
"Otomatis bukan kerja mudah, perlu kolaborasi dan kuncinya kompak dengan tokoh masyarakat," kata Tito.
Menurutnya, setelah instruksi ditandatangani, aturan ini segera bisa ditindaklanjuti daerah dengan rapat oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompida).
Ia meminta agar Forkompida tingkat satu dan dua berkoordinasi dengan pimpinan TNI-Polri guna membahas strategi yang akan dijalankan.
Tito pun mengutip peribahasa 'bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian', menggambarkan pelaksanaan PPKM Darurat ini.
"Lebih baik sakit tiga minggu, daripada landai tiga minggu kasus nggak turun," kata Tito.
Tito berharap masyarakat bisa percaya dan mematuhi aturan PPKM Darurat. Jika tidak dilakukan, kata Tito, ekonomi akan terus tertekan.
Di sisi lain, jika laju penularan Covid-19 terus bertambah dan bad occupancy rate (BOR) atau keterisian rumah sakit hampir penuh justru akan membuat masyarakat panik.
"Kalau angka kasus Covid dan BOR juga hampir penuh masyarakat akan panik dan kontraksi ekonomi kita. Lebih baik landai dengan tegas tiga minggu ini," ujar Tito.
(iam/wis)