Kemenkes Jawab Siti Fadilah soal Kematian dan Vaksinasi

CNN Indonesia
Kamis, 01 Jul 2021 21:14 WIB
Kemenkes mengatakan kematian masih terjadi lantaran herd immunity belum tercapai lantaran penerima vaksin covid-19 baru tercapai 7,5 persen dari total sasaran.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan kematian saat pandemi masih terjadi lantaran kekebalan komunal atau herd immunity Indonesia belum tercapai Foto: CNN Indonesia/Nadhen Ivan
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merespons mantan Menkes Siti Fadilah Supari yang mempertanyakan jumlah kematian pasien terpapar virus corona (Covid-19) yang terus meningkat, meskipun program vaksinasi nasional telah berjalan selama enam bulan belakangan.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan hal itu terjadi lantaran kekebalan komunal atau herd immunity Indonesia belum tercapai lantaran penerima dosis lengkap vaksin covid-19 baru tercapai 7,5 persen dari total sasaran 181.554.465 penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi.

"Karena masih banyak yang belum di vaksin ya, baru 13 juta yang mendapatkan vaksinasi lengkap. Jadi level proteksi komunitasnya belum cukup," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadia sebelumnya juga mengungkapkan, vaksin sejatinya bukan mengobati penyakit Covid-19 melainkan sebagai upaya preventif. Meskipun seseorang yang sudah divaksin masih berpotensi terpapar, namun kemungkinan besar mereka hanya akan mengalami gejala ringan hingga tak mengalami perburukan gejala sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Mantan Menkes Siti Fadilah Supari menjalani sidang perdana pengajuan PK terkait korupsi pengadaan alat kesehaan tahun anggaran 2005, Kamis (31/5).Siti Fadilah sebelumnya mempertanyakan penyebab lonjakan kasus kematian akibat virus corona di Indonesia yang masih tinggi, selaras dengan program vaksinasi yang berjalan. Foto: CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi

Dengan begitu, apabila vaksinasi covid-19 telah dilakukan secara masif dan agresif pada 60-70 persen penduduk. Maka diharapkan besar mampu menekan tingkat kesakitan dan kematian warga akibat paparan virus corona.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes itu juga mewanti-wanti bagi warga yang sudah divaksin untuk tidak lekas merasa paling aman sehingga menanggalkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan covid-19.

"Karena saat ini masih dalam kondisi pandemi yang artinya laju penularan masih tinggi. Juga dengan adanya varian baru, membuat kita perlu menjaga protokol kesehatan," kata dia.

Siti Fadilah sebelumnya mempertanyakan penyebab lonjakan kasus kematian akibat virus corona di Indonesia yang masih tinggi, selaras dengan program vaksinasi yang berjalan.

"Sebelum vaksinasi dimulai itu morbiditas (kasus positif) dan mortalitas (kematian) berapa? Setelah vaksinasi dimulai sampai kira-kira 10 juta orang divaksin, morbiditas dan mortalitas seperti apa, lho kok malah meningkat?" kata Siti dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Partai Gelora secara daring, Kamis (1/7).

Siti menyatakan pemerintah seharusnya tidak menggunakan perkiraan sebagai landasan pengambilan kebijakan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Menurutnya, seluruh kebijakan yang diambil harus melalui proses penelitian ilmiah, termasuk soal lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini. Siti juga menuturkan bahwa ketidaktahuan pada substansi ilmiah membuat penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia serba salah.

(khr/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER