Epidemiolog Sebut Kasus Covid-19 Jatim Masuk Gelombang Tiga

CNN Indonesia
Sabtu, 03 Jul 2021 09:05 WIB
Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Jawa Timur, sudah masuk third wave.
Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan bahwa kasus Covid-19di Jawa Timur, sudah mencapai third wave. (CNN Indonesia/ Farid)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan bahwa kasus Covid-19di Jawa Timur, sudah mencapai third wave, atau gelombang ketiga.

"Ini sudah mencapai third wave," Kata Windhu, di Surabaya, Jumat (2/7).

Menurut Windhu, sebanyak apapun Pemerintah Provinsi Jatim menambah kapasitas rumah sakit, hal itu akan percuma dan tak akan cukup, jika upaya penangan tidak dilakukan dengan baik di tengah masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bila ada banjir bandang kasus Covid-19 dari atas mengalir ke bawah, bagaimanapun meski ada bak penampungan (rumah sakit), sebesar apa pun bak penampungan tersebut akan selalu kurang," ucapnya.

Maka itu, menurutnya perlu ada pembatasan tegas yang membuat masyarakat tetap stay at home. Sembari melakukan pencegahan yang sifatnya promotif, preventif, kuratif maupun percepatan vaksinasi.

"Sehingga yang perlu kita lakukan adalah, bagaimana membuat hulu itu terbendung," ujarnya.

Berdasarkan data SatgasCovid-19 Jatim, per Kamis (1/7), pertambahan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1.397 orang. Sehingga kumulatif konfirmasi positif di Jatim mencapai 174.430 orang.

Pertambahan kasus harian ini merupakan rekor tertinggi di Jatim sejak awal pandemi tahun 2020 lalu. Jumlahnya lebih tinggi dari puncak kedua yang terjadi 15 Januari 2021 yaitu sebanyak 1.198kasus.

Saat ini kasus mingguan Jatim mulai naik sejak 8 Juni 2021 atau pekan kedua Juni secara eksponensial, mendekati puncak Januari. Kasus Mingguan awal Mei 2021 sebanyak 1.346, sementara pada akhir Juni 2021 mencapai 6.129. Artinya jumlah kasus naik 455 persen.

Hal tersebut, diduga dipicu oleh temuan mutasi B16172 Delta. Varian baru ini sangat cepat menular. Tak hanya itu, mutasi ini juga menyebabkan individu berisiko tinggi meninggal akibatCovid-19.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa berdasarkan data yang ada, kasus Covid-19diJatimmengalami peningkatan yang signifikan.

Maka menurutnya, pihaknya perlu mengambil kebijakan seiring dengan pemerintah pusat yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Perlu ditarik rem darurat untuk menghentikan penyebaran kasus Covid-19melalui pembatasan mobilitas sosial," kata Khofifah, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (2/7).

PPKM Darurat sesuai instruksi Presiden Jokowi ini, kata Khofifah, menjadi harapan besar untuk menekan penyebaran kasus Covid-19 di Jatim.

"Karenanya, koordinasi dan sinergi terkait pelaksanaan PPKM Darurat dengan berbagai pihak terkait harus terus dilakukan," ucapnya.

Khofifah menambahkan, bahwa sembari menyiapkan teknis PPKM Darurat yang diatur di Inmendagri, tiap daerah di Jatim diharapkan mampu melakukan percepatan proses vaksinasi.

Berdasarkan kalkulasi dan breakdown yang mendetail, target vaksinasi yang diharapkan Presiden Jokowi maupun Menkes bisa tercapai target 2 juta orang divaksin perhari.

"Kami dapatkan bahwa satu kabupaten atau kota di Jatim memiliki target rentang antara 10-50 ribu vaksinasi per hari," ujarnya.

Di bulan Juni, Jatim telah melakukan ekspansi besar-besaran ICU Isolasi dari 850 ranjang rumah sakit, menjadi 1.219 ranjang rumah sakit, dan Isolasi dari 7.110 ranjang rumah sakit, menjadi 12.515 ranjang rumah sakit. 

(frd/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER