Zona Merah Covid Indonesia Bertambah Jadi 96 Kabupaten/Kota

Jumlah zona merah covid-19 di seluruh Indonesia pada pekan ini meningkat menjadi 96 kabupaten/kota. Angka ini melonjak dibanding jumlah zona merah pada pekan sebelumnya, Minggu (27/6) yang mencapai 60 kabupaten/kota.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut pengategorian suatu wilayah ke dalam zonasi risiko berdasarkan warna merah, oranye, kuning, dan hijau merujuk pada konsensus internasional terkait kebencanaan.

"Di minggu ini terdapat 96 kab/kota dengan zona merah, 293 kabupaten/kota dengan zona oranye, 109 kabupaten/kota dengan zona kuning, dan 16 kabupaten/kota dengan zona hijau," kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan secara live melalui kanal Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (6/7) sore.

Wiku juga mengatakan bahwa 96 zona merah tersebut didominasi oleh kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali. Meski demikian, ia menekankan bahwa 27 di antaranya berasal dari kabupaten/kota di luar Pulau Jawa dan Bali. Sejumlah wilayah tersebut antara lain, Banda Aceh, Aceh Tengah, Kota Bengkulu, Batanghari, Kota Singkawang, dan Kota Pontianak.

Kemudian, Kotawaringin Timur, Kota Palangkaraya, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota Tanjung Pinang, Kota Batam, Kota Bintan, Kota Bandarlampung, Lampung Utara, Pringsewu, Kota Ambon, Kota Ternate, Fakfak, Kota Kendari, Konawe, Kota Bukittinggi, Padang Pariaman, Lahat, Musi Banyuasin, dan Kota Palembang.

Wiku meminta terhadap pemerintah daerah 27 kabupaten/kota tersebut agar memperhatikan perkembangan kasus di wilayah masing-masing. Ia juga menekankan agar mereka mengambil tindakan yang efektif guna mencegah penularah Covid-19 meningkat sebagaimana terjadi di pulau Jawa dan Bali.

Wiku juga meminta agar Pemda di 27 kabupaten/kota tersebut memastikan bahwa fasilitas kesehatan mereka dalam keadaan memadai. Sehingga, seluruh pasien Covid-19 dapat ditangani dengan baik. Ia juga meminta agar posko dibentuk di tingkat desa atau kelurahan agar dapat berkoordinasi dengan berbagai unsur.

"Agar tidak meningkat seperti di Jawa dan Bali," kata Wiku.