Pakar Sebut Penanganan Pandemi Covid RI Terganggu Data Buruk

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jul 2021 21:33 WIB
Petugas medis melakukan perawatan pasien di tenda barak yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr Sardjito, DI Yogyakarta, Minggu (4/7/2021). (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Helda, mengatakan kurva puncak penularan Covid-19 di Indonesia sulit diprediksi.

Hal tersebut, sambungnya, tak lepas dari ketersediaan data yang baik untuk menjadi dasar memprediksi kurva puncak penularan Covid-19 di Indonesia. Padahal, untuk memprediksi kurva puncak penularan harus menggunakan rumus atau secara matematika.

"Epidemiolog sekarang lagi bekerja keras untuk estimasi. Walaupun, kadang-kadang agak susah karena data awal kita enggak bagus. Semestinya data awal kita bagus kemudian kita bisa prediksi kapan kurvanya mencapai puncaknya," kata Helda dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia secara daring, Selasa (6/7).

Menurutnya selama lebih dari setahun pandemi global Covid terjadi di Indonesia, persoalan data yang valid sebagai dasar untuk mengestimasi atau memprediksi menjadi hal yang krusial selama penanganan pandemi.

Ia mencontohkan para epidemiolog sepertinya harus lebih dahulu melakukan estimasi terhadap data sebelum melakukan estimasi terhadap hal yang hendak diperkirakan.

"Di Indonesia, sebelum kita estimasi, kita sudah estimasi [dulu]. Misalnya, [data] rakyat miskin kita, berapa itu, kita estimasi [dulu]. Enggak ada data fix sekian juta," tuturnya.

Berangkat dari itu, ia menyatakan, memprediksi penularan Covid-19 akan mencapai puncaknya di Indonesia merupakan hal yang sulit.

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kasus Covid-19 akan terus naik. Bahkan, ia menyebut kenaikan bisa mencapai 40 ribu kasus per hari.

Luhut menyampaikan pemerintah sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Ia mengimbau masyarakat terus waspada menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

"Angka ini bisa akan terus naik, seperti kemarin 29 ribu. Bisa saja mungkin kita nanti kita sampai ke 40 ribu ataupun lebih," kata Luhut dalam jumpa pers daring yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (6/7).

Luhut menyampaikan pemerintah telah mempersiapkan stok obat, oksigen, sampai tempat tidur di rumah sakit guna mengantisipasi lonjakan. Pemerintah juga menjalin kerja sama dengan Singapura, China, dan Amerika Serikat untuk menyiapkan langkah antisipasi.

Per hari ini, berdasarkan data Satgas Covid-19, lonjakan kasus positif terpapar virus corona harian menembus angka tertinggi sepanjang pandemi. Jumlahnya menembus angka 31 ribu kasus, dan tambahan harian sembuh 15.863.

Dengan demikian total kumulatif kasus positif Covid-19 di Indonesia sejak awal pandemi telah mencapai 2.345.018, di mana sebanyak 1.958.553 di antaranya telah sembuh dan 61.868 meninggal.

Penambahan pasien positif dan meninggal dunia pada hari ini merupakan rekor baru selama virus corona mewabah di Indonesia. Sebelumnya, rekor kasus dalam sehari terjadi pada Senin kemarin (5/7) dengan 29.745 kasus positif dan 558 pasien meninggal.

Bila merujuk ke grafik penularan di situs covid19.go.id, sejak Maret hingga 30 Januari 2021, kurvanya terus menanjak dengan angka tertinggi paparan harian tertinggi 14.518 orang. Setelah itu, kurva kasus positif terlihat menurun hingga akhir Mei lalu yang terus menanjak hingga kini--6 Juli 2021--di mana lonjakan kasus harian lebih 31.189 orang se-Indonesia.

Sementara itu kurva kematian Covid, setelah 4 April 2021, kasus hilangnya nyawa terkait paparan virus corona terus menanjak sejak pertengahan Juni hingga kini.

Lonjakan harian itu dipersulit kondisi di mana ketersediaan tempat tidur (BOR) di rumah-rumah sakit Indonesia mencapai batas maksimal, bahkan ada yang over hingga menggunakan tenda, dan krisis oksigen medis.

Saat ini pemerintah Indonesia melaksanakan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali pada 3-20 Juli 2021. Pemerintah juga memperpanjang masa PPKM Mikro di luar Jawa Bali.

(mts/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK