Muhadjir: Tak Ada Wabah Sampai Kiamat, Covid Pasti Berakhir

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Jul 2021 14:22 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bicara soal Covid. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meyakini tak ada virus yang akan bertahan hingga kiamat.

Hal ini juga kata dia tentu berlaku untuk wabah virus Corona atau Covid-19 yang memang saat ini tengah menjangkiti hampir semua negara di dunia.

"Kalau saya, namanya wabah pasti itu akan berakhir. Kapan. Tidak ada cerita wabah sampai kiamat, itu nggak ada. Apalagi dalam kaitannya dengan Corona," kata Muhadjir dalam diskusi virtual yang digelar Masjid Kampus UGM, Sabtu (10/7).

Apalagi kata dia, Covid-19 bukan jenis virus Corona pertama yang menjangkiti dunia dan khususnya Indonesia. Pada 1918 menurut dia ada nenek moyang virus Covid-19 dalam bentuk Flu Spanyol yang juga lebih dahsyat ketika menyebar.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan pada 1918 beberapa wilayah di Indonesia dibuat babak belur oleh luluhur Covid-19 ini. Korban di beberapa wilayah pun berjatuhan.

"Saya yakin ahli biologi paham, Corona ini kan bukan sekali ini muncul. Ini kan sudah kesekian Corona ya. Kita pernah diterpa juga oleh Neneknya Corona ini yang disebut dengan Flu Spanyol," kata dia.

"Flu Spanyol itu Indonesia babak belur itu. Terutama Jawa Tengah, Jawa Timur. Madura itu 25 persen penduduknya tahun 1918 itu meninggal karena Kakeknya Corona ini," jelasnya.

Meski begitu, dia meyakini Covid-19 yang saat ini tengah mewabah memang tergolong virus cerdas. Hal ini terbukti dengan banyaknya manusia di semua negara yang habis dipermainkan virus yang penyebarannya tergolong cepat ini.

Bahkan hingga saat ini menurut Muhadjir belum ada satu ahli virus atau epidemiologi yang tepat sasaran dalam memprediksi penyeberan virus Covid-19.

"Jadi ini virus yang betul-betul menjebak kita, mempermainkan kita. Dan ahli epidemiologi juga nggak ada yang benar di dalam membuat prediksi-prediksi perilakunya," kata dia.

Catatan Redaksi: Redaksi mengubah judul artikel pada Minggu (11/7) setelah mendapatkan pembaruan informasi dari pihak narasumber.

(tst/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK