Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Miftachul Akhyar menegaskan bahwa virus corona (Covid-19) bukan kabar bohong atau hoaks melainkan virus nyata yang tersebar di tengah masyarakat.
Hal itu ia sampaikan saat menggelar pertemuan dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama para ulama dan tokoh agama Islam yang disiarkan di kanal YouTube Setwapres, Senin (12/7).
"Karena Covid-19 ini bukan sekadar hoaks, bukan hoaks, tapi nyata," kata Miftachul saat memberikan pidatonya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miftachul mengatakan bencana infeksi virus corona tak hanya melanda Indonesia. Namun, sudah menjadi musibah dan wabah secara global.
Ia lantas meminta agar para ulama bisa berperan dalam menghadapi virus corona yang belakangan makin melonjak penularannya. Terlebih, sudah banyak tokoh dan kader-kader terbaik bangsa Indonesia meninggal dunia belakangan ini akibat tertular virus tersebut.
"Kami berharap peran itu betul-betul bisa dimaksimalkan," kata dia.
Miftachul mengatakan ulama dan tokoh masyarakat memiliki peran penting dan strategis untuk bersama-sama menangani pandemi corona.
"Jadi ini musibah bagi kita juga, bagaimana kita bisa laporkan tanggung jawab kita kepada Allah di dalam melaksanakan tugas sebagai ulama," ujarnya.
Sejumlah masyarakat meragukan tentang Covid-19. Tak hanya kalangan masyarakat awam, sejumlah orang termasuk dokter sebagian juga meragukan Covid-19. Dokter Lois Owien ditangkap polisi karena pernyataannya yang mengaku tak percaya soal covid-19.
Berdasarkan video di Youtube channel Miftah's TV, saat itu Lois sedang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengacara Hotman Paris.
"Menurut Ibu yang dikubur dengan cara protokol kesehatan covid-19, menurut ibu dokter apakah itu meninggal karena virus corona atau tidak?" tanya Hotman dalam tayangan tersebut.
Lois pun menjawab: bukan.
Menurutnya, mereka yang dikubur dengan tata cara protokol kesehatan covid-19 meninggal karena interaksi antarobat. Pernyataan Louis itu kemudian viral di media sosial.