Ahli: Rekor Sembuh Jakarta Tak Berarti Layanan Faskes Baik

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jul 2021 10:31 WIB
Epidemiolog UI Hasbullah Tabrany menyebut kenaikan pasien sembuh tak terlepas dari kasus Covid-19 hingga aktif yang meningkat di Jakarta pada pekan lalu.
Epidemiolog UI Hasbullah Tabrany mengatakan peningkatan pasien Covid-19 sembuh di DKI Jakarta beberapa hari terakhir tak berarti layanan kesehatan sudah membaik. Ilustrasi (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Tabrany mengatakan peningkatan pasien Covid-19 sembuh di DKI Jakarta beberapa hari terakhir tak berarti layanan kesehatan sudah membaik. Hasbullah menyebut kenaikan pasien sembuh tak terlepas dari kasus Covid-19 hingga aktif yang meningkat pada pekan lalu.

"Jadi itu (kenaikan kasus sembuh) tidak menggambarkan kualitas dari layanannya," kata Hasbullah kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/7).

Mengutip data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kasus sembuh harian DKI tembus 20 ribu dalam dua hari terakhir. Kasus sembuh DKI tercatat mencapai 20.478 pada Senin (12/7) dan 20.602 pada Minggu (11/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam dua hari tersebut, kasus sembuh melampaui kasus terkonfirmasi positif yang mencapai 14.619 kasus dan 13.133 kasus.

Hasbullah menjelaskan kualitas layanan kesehatan tak bisa hanya dihitung berdasarkan satu faktor. Menurutnya, perlu dianalisa kronologi kesembuhan setiap kasus dan persentase kesembuhan dibanding mortalitas per kategori kasus.

Ia mencontohkan 1.000 kasus Covid-19 dengan gejala ringan 100 persen sembuh dalam dua minggu merupakan hal yang wajar karena gejala yang dialami ringan.

Sementara jika 10 dari 1.000 kasus Covid-19 dengan gejala berat meninggal dunia, maka angka kematian 10 persen dalam dua minggu menunjukkan layanan kesehatan patut dipertanyakan.

Hasbullah mengatakan data-data tersebut tak diungkap secara rinci oleh pemerintah pusat maupun DKI, sehingga tak bisa digunakan untuk memperhitungkan kualitas layanan kesehatan.

Selain itu, kata Hasbullah, perlu juga dilihat sebaran kasus, jumlah peningkatan kasus, ketersediaan obat, sampai persentase gejala pada kasus.

Sebagai hitungan kasar, ia menyebut kualitas layanan kesehatan secara nasional bisa dilihat dengan membandingkan angka kematian per 1 juta penduduk dengan negara lain.

Berdasarkan data Worldometer, Hasbullah menjabarkan angka kematian Covid-19 di Indonesia mencapai 244 orang per 1 juta penduduk. Angka ini 2,5 kali lebih tinggi dari Pakistan--negara dengan populasi yang hampir sama dengan Indonesia--yang mencatat angka kematian 100 orang per 1 juta penduduk.

Sementara angka kematian negara tetangga lain seperti Thailand jauh lebih baik, yakni 40 orang per 1 juta penduduk. Kemudian Malaysia di angka 191 orang per 1 juta penduduk.

"Jadi ada masalah ini di negeri kita Indonesia, negara kepulauan, mungkin menyebabkan kesulitan di dalam menangani kasus-kasus berada di tempat-tempat berbeda," ujarnya.

(fey/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER