Vaksinasi di Lampung Tersendat, Sekda Akui Suplai Terbatas
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto mengatakan vaksinasi Covid-19 di Lampung tersendat. Fahrizal menyebut situasi ini terjadi karena stok vaksin di Lampung kurang 12 juta lebih dosis vaksin.
Fahrizal menyebut, pihaknya bisa saja mempercepat laju vaksinasi di Lampung jika stok vaksin tercukupi.
"Kita masih kekurangan vaksin 12 juta dosis lebih. Ini [vaksinasi] bisa lakukan sebenarnya upaya maraton untuk mempercepat tapi persoalannya adalah jumlah dosis yang masih kita terima ini masih terbatas,"ujar Fahrizal dalam diskusi daring, Selasa (13/7).
Fahrizal mengatakan sasaran vaksinasi di lampung membutuhkan 6,6 juta dosis. Namun, sampai saat ini suplai vaksin dari pemerintah pusat masih minim. Ia menyebut jumlahnya tak sampai 1,5 juta dosis.
"Ini hitungan dari dinas kesehatan (Dinkes) dari total 6,6 juta kita baru menerima vaksin dari kemenkes baru 956 ribu dan beberapa hari lalu ada tiba beberapa ribu juga. Jadi belum sampai 1,5 juta kasarannya," ucap dia.
Padahal, kata dia, masih cakupan vaksinasi di Lampung masih rendah, terutama untuk kelompok lanjut usia (lansia). Ia mengatakan, vaksinasi lansia bahkan belum sampai 10 persen.
"Masih sangat kurang. Dosis pertama baru 6,4 persen, dosis kedua baru 4 persen," kata Fahrizal.
Ia mengatakan, cakupan vaksinasi yang hampir selesai adalah vaksinasi terhadap tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang mendapatkan dosis pertama sudah 100 persen dan dosis kedua 92 persen.
Meski begitu, Fajrizal menyebut secara keseluruhan cakupan vaksinasi masih jauh dari target. Ia berharap, suplai vaksinasi segera ditambah agar pihaknya bisa melakukan percepatan vaksinasi di Lampung.
"Secara total kita masih mengalami kekurangan cukup banyak," ungkapnya.
Diketahui, pemerintah mengaku tengah mengupayakan percepatan vaksinasi untuk mengejar herd immunity atau kekebalan komunal. Pemerintah menambah target minimal vaksinasi Covid-19 dari semua 181,5 juta orang menjadi 208,2 juta.
Jumlah tersebut ditambah seiring kelompok penerima vaksin yang diperluas kepada anak-anak dan remaja berusia 12-17 tahun.
"Pemerintah telah memutuskan bahwa jumlah minimal masyarakat yang akan divaksinasi, naik dari target semula sebanyak 181,5 juta orang menjadi 208 juta orang," kata Juru Bicara Kominfo, Dedi Permadi dalam jumpa pers daring, Selasa (13/7).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga saat ini, vaksinasi dosis pertama baru diberikan kepada 37 juta orang. Sementara itu, vaksinasi dosis dua baru 15,2 juta.
(yla/ain)