Nestapa Jenazah Covid di Bandung, Antre Pemulasaraan Seharian

CNN Indonesia
Rabu, 14 Jul 2021 13:04 WIB
Jenazah pasien Covid-19 di salah satu RS di Kota Bandung, Jawa Barat, harus antre untuk menunggu giliran pemulasaraan. Ilustrasi (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Kota Bandung, Jawa Barat, Nugroho Adi Negoro mengatakan jenazah temannya, Asep (bukan nama sebenarnya) harus antre mendapat giliran pemulasaraan atau dimandikan di salah satu rumah sakit di Bandung. Ia menyebut antrean pemulasaraan jenazah Covid-19 ini berlangsung 24 jam.

Nugroho bercerita awalanya Asep terkonfirmasi positif Covid-19 beberapa hari lalu. Kemudian, Asep masuk ke RS tersebut untuk menjalani perawatan. Namun, kondisi Asep terus menurun.

Setelah menjalani perawatan beberapa hari, Asep meninggal dunia pada Selasa 02.40 WIB. Keluarga dan teman-teman ikatan alumni (IKA) kampusnya bekerja sama untuk mengurus jenazah Asep.

Namun, kata Nugroho, saat itu pasien yang meninggal akibat Covid-19 terlampau banyak. Sementara kapasitas ruang jenazah hanya untuk enam orang.

Jenazah Asep mendapat nomor urut ke-13 dalam antrean itu. Keluarga dan teman-temannya pun harus rela menunggu.

Nugroho mengira jenazah Asep akan diantrekan satu atau dua jam. Namun, lebih dari 12 jam jenazah Asep belum juga mendapat pemulasaraan.

"Setelah diurus teman-teman, kirain saya sudah selesai urusan pemulasaran jenazah, ternyata sampai Magrib belum selesai karena antreannya cukup panjang," kata Nugroho kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/7).

Nugroho mendapatkan info dari pihak RS bahwa pemulasaraan jenazah dibatasi maksimal 13 orang per hari.

Berdasarkan informasi dari RS yang diterimanya, selain jenazah pasien covid-19 yang banyak dan kapasitas ruangan sedikit, RS juga kekurangan petugas pemulasaraan.

Awalnya, petugas pemulasaran ada enam orang. Namun, empat orang di antaranya terpapar Covid-19. Setelah dicari pengganti, empat petugas tersebut juga terkonfirmasi Covid-19.

Sampai saat ini petugas pemulasaran di RS tersebut hanya dua orang. Untuk itum pihak RS membatasi pemulasaraan jenazah.

"Supaya ritmenya bisa terjaga karena kondisi jenazah juga semakin banyak, di satu sisi juga teman di RS juga menyatakan bahawa; kita harus mempertimbangkan ini katanya," ujarnya.

"Mempertimbangkan, satu kondisi nakes, kondisi jenazah kemudian juga mempertimbangkan kondisi pemakaman di Cikadut," kata Nugroho menambahkan.

Nugroho dan keluarga Asep pun mau tak mau harus menunggu lebih lama lagi agar jenazah mendapat giliran pemulasaraan. Keluarga dan teman-teman lainnya sedih, namun tak punya pilihan lain.

"Dari teman-teman enggak bisa dipaksa juga ya karena keadaannya kan begitu karena kita juga mempertimbangkan kalau keluarga dan teman-teman pengennya disegerakan ya tapi karena kondisi realitasnya begitu," katanya.

Nugroho mengatakan jenazah Asep tak mendapat bagian pemulasaraan hingga kemarin. Jenazah Asep baru akan diurus hari ini, Rabu (14/7).

(yla/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK