Dua jenazah teroris anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang sempat terjebak di jurang dievakuasi di hari keempat operasi.
Sebelumnya, dua anggota MIT, R dan AP, ditembak aparat, Minggu (11/7), dan masuk ke jurang dengan kedalaman 50 meter di Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.
Wakil Panglima Komando Operasi Gabungan Khusus Tricakti Brigjen TNI Rafael Granada Baay mengatakan dua jenazah itu dievakuasi Rabu (14/7) pukul 14.30 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah melalui semua perjuangan berat tersebut kedua jenazah teroris berhasil dievakuasi, langsung diberangkatkan ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilaksanakan autopsi dan identifikasi lebih lanjut oleh Tim Inafis Satgas Madago Raya," katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu (14/7).
Hal itu dilakukan setelah TNI di lapangan mengubah rencana evakuasi yang semula melalui udara kini menggunakan rakit untuk menyusuri sungai di wilayah Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi.
"Tiga hari sebelumnya tim evakuasi menghadapi banyak rintangan alam, medan dan cuaca yang sering berubah-ubah mulai dari TKP dan di sepanjang rute evakuasi," kata dia.
Koopsgabsus TNI menurunkan dua Tim Tricakti dan 1 Tim Chandraca, sejak Minggu (11/7), untuk melakukan evakuasi dua jenazah ini.
Hari pertama, tim evakuasi hanya dapat bergerak sekitar 600 meter dari tempat kejadian menuju titik penjemputan landing zone darurat yang telah disiapkan.
"Kesulitan utama adalah beratnya medan karena vegetasi tumbuhan yang rapat serta banyaknya bebatuan besar di tebing sisi kiri dan kanan sungai, sehingga menyulitkan pasukan menembus rute yang dilewati," kata Rafael.
Pada hari kedua, kata Rafael, upaya evakuasi pun kembali dilanjutkan setelah sempat terkendala cuaca hujan deras dan tidak ada jalan sehingga harus merintis rute baru keluar TKP.
Di hari ketiga, tim evakuasi hampir berhasil mengangkat jenazah menggunakan Heli Caracal TNI AU. Namun, sempitnya medan serta lebatnya hutan menyulitkan manuver heli untuk hover dengan aman.
![]() |
"Bila dipaksakan akan sangat berisiko untuk keamanan alutsista," kata dia.
Pada hari keempat, lanjut Rafael, tim sempat mengalami kendala setelah menggunakan rakit menyusuri sungai hampir 500 meter dari posisi sebelumnya.
Pasalnya, ada air terjun kurang dengan ketinggian 75 meter yang memaksa tim evakuasi menurunkan jenazah menggunakan tali.
Meski begitu, tim evakuasi berhasil menjangkau landing zone darurat yang aman untuk dilakukan pengangkatan jenazah menggunakan hoist dan basket stretcher dari pesawat Helikopter Super Puma.
Heli itu merupakan dukungan operasi Koopsau II Makassar yang diterbangkan oleh Pilot Mayor Pnb Budiyono dari Lanud Hasanudin Makassar.
"Siang ini juga pukul 14:30 WITA, dua jenazah teroris Poso, segera diberangkatkan dari Mayonif 714/SM ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng," kata dia.
(tst/arh)