Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan 50 persen stok vaksinasi yang ada di Indonesia dialokasikan untuk daerah-daerah yang berada di Jawa dan Bali.
Ia menyatakan hal itu dilakukan seiring lonjakan kasus yang terus terjadi di dua pulau tersebut.
"Fokus kita memang 50 persen di Jawa-Bali mengingat kita sedang mengalami lonjakan kasus di Jawa-Bali ya," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain tingginya kasus, Nadia menjelaskan ada beberapa aspek lain yang menjadikan Jawa dan Bali menjadi prioritas. Beberapa aspek itu di antaranya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) dan kecepatan penyuntikan.
Ia menyebut pada Juli stok vaksin yang dapat digunakan 30 juta dosis. Dengan kata lain, pada Juli ini, jatah vaksin untuk Jawa-Bali sebanyak 15 juta.
Sementara itu, pada Agustus kemungkinan jumlah vaksin yang dapat digunakan adalah 40 juta dosis. Sehingga, 20 juta dosis di antaranya untuk Jawa-Bali.
Ia menyebut kedatangan vaksin dilakukan secara bertahap, sehingga beberapa daerah tidak bisa mempercepat vaksinasi.
"Vaksin yang kita butuhkan datangnya bertahap memang tidak bisa untuk semua sasaran sekaligus. Secara bertahap tentunya," ucap dia.
Cakupan vaksinasi di Indonesia mempunyai perbedaan yang cukup jauh di dalam dan luar Jawa-bali. Berdasarkan pemaparan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, cakupan dosis pertama paling tinggi adalah Bali, yakni 80,77 persen. Sementara untuk dosis keduanya Bali sudah mencakup 23,3 persen.
Tertinggi kedua disusul oleh DKI Jakarta dengan cakupan dosis pertama vaksin sebanyak 65,1 persen. lalu, dosis kedua mencapai 22,8 persen.
Sementara itu cakupan vaksinasi terendah berada di Lampung. Cakupan dosis pertama di Lampung baru mencapai 8,3 persen dan dosis kedua 3,7 persen. Selain Lampung, cakupan vaksinasi di Maluku utara juga masih minim. Dosis pertama yang telah diberikan baru menyasar 9 persen dari total penduduk dan 3,6 persen untuk dosis kedua.
Beberapa pemerintah daerah dan provinsi mengeluhkan capaian vaksinasi yang rendah. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto misalnya, ia mengatakan vaksinasi Covid-19 di Lampung tersendat akibat stok vaksin dari pusat sedikit.
Fahrizal menyebut, pihaknya bisa saja mempercepat laju vaksinasi di Lampung jika stok vaksin tercukupi.
Lihat Juga : |
"Kita masih kekurangan vaksin 12 juta dosis lebih. Ini [vaksinasi] bisa lakukan sebenarnya upaya maraton untuk mempercepat tapi persoalannya adalah jumlah dosis yang masih kita terima ini masih terbatas," ujar Fahrizal dalam diskusi daring, Selasa (13/7).
![]() |