Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan penambahan rumah sakit seberapa banyak pun tidak akan pernah cukup menghadapi pandemi Covid-19 selama protokol kesehatan tak diterapkan dengan disiplin.
Demikian pernyataan Jokowi dalam Rapat Kabinet Terbatas seperti yang disampaikan ulang oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS).
"Beliau ingin memastikan bahwa rumah sakit-rumah sakit ini berapa pun ditambah tidak akan pernah cukup kalau di sisi hulunya tidak kita perketat," kata Budi usai rapat terbatas dengan Jokowi, disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (16/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas dasar itu, kata dia, Jokowi memerintahkan seluruh kementerian dan lembaga kembali mengampanyekan protokol kesehatan. Jajaran pemerintahan diminta bekerja sama dengan media massa untuk menyebarluaskan pesan tersebut.
"Beliau ingin memastikan penerapan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan harus diperketat," tutur Budi.
Di saat yang sama, pemerintah berusaha menambah kapasitas fasilitas kesehatan dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Budi menyebut pemerintah telah mengoperasikan Wisma Haji Pondok Gede untuk menampung 1.000 orang pasien Covid-19.
Pemerintah juga menambah 300 tempat tidur di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, untuk pasien Covid-19. Rumah Sakit Pertamina juga disiapkan menampung pasien Covid-19 dengan kapasitas 300-500 tempat tidur.
"Bekerja sama dengan Kementerian PUPR, sudsh mengunjungi Bandung dan Jateng dan mengidentifikasi beberapa tempat untuk pembangunan rumah sakit lapangan untuk memberikan tambahan tempat tidur," ujar mantan Wamen BUMN tersebut.
Sebelumnya, Indonesia mengalami krisis tempat tidur rumah sakit seiring lonjakan kasus Covid-19. Peningkatan kasus Covid-19 terjadi pasca libur panjang Idulfitri dan kemunculan varian baru virus Corona.
Pekan ini, seluruh provinsi di Pulau Jawa memiliki tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy rate/BOR) di atas 80 persen. Empat dari tujuh provinsi di Jawa dan Bali juga mengalami peningkatan BOR.
Bali jadi daerah dengan lonjakan BOR paling tinggi, naik dari 48,01 persen menjadi 64,42 persen. Kemudian ada Banten (90,77 persen ke 91,14 persen), D.I. Yogyakarta (88,96 persen ke 90,72 persen), dan Jawa Timur 80,70 persen ke 82,37 persen).
Tiga provinsi yang mengalami penurunan BOR adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. BOR di DKI Jakarta menurun dari 89,47 persen menjadi 85,91 persen sepekan terakhir, Jawa Barat turun dari 89,48 persen ke 86,66 persen, dan Jawa Tengah turun dari 86,78 persen menjadi 83,45 persen.
Sementara itu di tempat terpisah, Menko PMK Muhadjir Effendy mengabarkan dalam ratas tersebut Jokowi memutuskan untuk memperpanjang masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga akhir Juli ini. Sebelumnya, pelaksanaan PPKM Darurat Jawa Bali digelar 3-20 Juli 2021.
Tadi rapat kabinet terbatas yang saya ikuti waktu saya di Sukoharjo sudah diputuskan oleh Bapak Presiden, dilanjutkan sampai akhir Juli, sampai akhir Juli PPKM ini," kata Muhadjir di Hotel University Club (UC) UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat.
Sebagai catatan, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah dan memecahkan rekor harian dalam beberapa hari terakhir. Positif Covid-19 harian per Kamis (15/7) bertambah 56.757 kasus. Alhasil, jumlah total warga yang terpapar Virus Corona mencapai 2.726.803 orang.
"[Bertambah] 56.757 [kasus], [total] 2.726.803," demikian dikutip dari data Satgas Covid-19, Kamis (15/7).
Sementara, kasus sembuh harian bertambah 19.049 orang, sehingga totalnya mencapai 2.176.412 warga sembuh. Selain itu, kasus kematian bertambah 982, sehingga secara kumulatif kasusnya menembus 70.192 orang.
Satgas juga menyebut ada tambahan kasus aktif harian mencapai 36.726, sehingga totalnya mencapai 480.199 kasus. Sementara, angka suspek 209.186 dan pemeriksaan spesimen mencapai 249.059 sampel.
(dhf/kid)