Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir, jumlah antrean warga yang ingin masuk rumah sakit rujukan Covid-19 melonjak dengan antrean hingga 1.900 orang.
Menurut Anies, antrean warga itu tak lepas dari kondisi sejumlah rumah sakit yang saat ini sedang kewalahan menangani lonjakan pasien positif Covid-19.
"Jadi banyak sekali selama beberapa minggu ini masyarakat yang datang ke rumah sakit tetapi rumah sakit dalam posisi yang penuh. Jadi yang mengantre, yang berada di IGD, menunggu bisa masuk kamar itu sekitar 1.900 orang," ungkap Anies dalam rekaman suara yang diterima, Senin (19/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu yang mengantre untuk bisa masuk IGD ada di lorong-lorong, ada di Puskesmas, di rumah-rumah itu bisa sampai sekitar 1.400 orang, karena keterbatasan kapasitas rumah sakit," ujarnya menambahkan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, per 17 Juli tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate di sejumlah rumah sakit rujukan Covid Jakarta berada di angka 89 persen.
Artinya, dari total 11.608 tempat tidur isolasi di RS rujukan, sebanyak 10.281 telah terpakai untuk merawat pasien positif.
Kondisi keterisian ICU di RS rujukan tidak jauh berbeda. Berdasarkan data Dinkes, dari total 1.546 tempat tidur ICU, sebanyak 1.447 telah terpakai. Artinya BOR ICU sudah mencapai 94 persen.
Untuk merespons hal tersebut, Anies menyebut pihaknya masih terus mengupayakan penambahan rumah sakit darurat. Saat ini baru ada tambahan rumah sakit darurat di Asrama Haji Pondok Gede.
Sementara itu, Anies meminta warga yang menjalani isolasi mandiri agar dapat melapor ke RT/RW setempat apabila merasakan gejala dan membutuhkan bantuan.
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 19 JULI Positif Covid Tembus 2,9 Juta, Kematian Rekor 1.338 Hari Ini |
"Kami pun menugaskan kepada lurah, camat untuk mengidentifikasi semua orang di wilayahnya yang sedang isolasi mandiri, sehingga mereka kebutuhan pokoknya terpenuhi, kebutuhan obatnya terpenuhi," kata Anies.
"Kemudian ada fasilitas-fasilitas obat lewat telemedicine, itu sangat bisa dimanfaatkan, kami menugaskan kepada jajaran untuk membantu warga yang tidak bisa menggunakan perangkat digital untuk konsultasi medis, karena seluruh konsultasi menggunakan alat digital, sebagian dari masyarakat tidak bisa, nah ada pendampingan untuk bisa membantu itu," ujarnya menambahkan.
(dmi/wis)